Tulisan ini saya persembahkan untuk saudara-saudara tercinta saya. berupa ciri-ciri saya dan saudara-saudara saya yang patut untuk diingat-ingat :D terimalah persambahan dari saya ini dengan hati lapang terbuka xD xD
***
Alawy Aly Imron Muhammad, madinah: 16 agustus 1983
* kurus kering –diduga cacingan xD
* item sejak lahir –sampe sekarang xD
* tinggi tapi agak pendek :D
* pesek, giginya gede-gede, jelek dan nggak tampan xD xD
* agak kolot suka ngotot xDv konyol dan humoris
* pinter nulis pinter ngomong pinter gambar pinter kabeh tapi gak pinter ngelagu :Dv
Ummy Kultsum Aly Imron Muhammad (sekarang Ummy Kultsum Bilal Abdul Karim, madinah: 6 mei 1985
* kurus kering –karena udah punya anak 3 xD
* item sejak lahir juga sampai sekarang xD
* tinggi, mancung, cantik, manis, awet muda –sampai nggak pantes punya anak 3 :D :Dv
* agak kasar, suka becanda, cerewet dan sangaaaaaaaaaaaat dewasa J
* suka nulis dan memberi motivasi, suaranya enak –kayak bojonya- :D
* pinter masak dan jahit :D, gambarnya agak jelek xD
Ahmad Aly Imron Muhammad, makkah: 26 desember 1987
* gedhe dhukur gembrot xD xD
* tinggi, tapi keliatan pendek karena pertumbuhan kesampingnya :D :Dv
* putih agak kemerah-merahan dan kecoklatan –manusia 3 warna xD
* lumayan ganteng dan keren, Cuma sering ndoweh :D
* kalem, lembut, biasanya kalo becanda ngrameni dunyo :D
* pinter nulis –cenderung pada yang non fiksi-, gambarnya bagus dan suaranya enak J
Muhammad Hasan Alchodlir Aly Imron Muhammad, lamongan: 17 november 1989
* kurus kering –keseringan main bola dan sepertinya kakehan mikir xD
* tinggi plencung –kayak cagak telpon :D
* kuning langsat –bayinya mirip Casper-ganteng dan masih imut-imut :D
* kasar, pikirannya susah ditebak –hampir nggak bisa- suka guyon, tenang dan santai :D
* lumayan mancung, rambutnya kadang-kadang njeprak, punya jenggot satu helai xD xD
* suka nulis puisi dan berbau sastra, tapi nggak bisa gambar :D
Saya, (Lubabah Aly Imron Muhammad, lamongan: 16 januari 1993
* kurus kering –jarang makan sampai kena maag :D
* tinggi njlondrong, putih –kayaknya xD xD
* pesek, janggutnya nyathis, giginya monyong bawa xD xD
* kata orang-orang saya itu kalem –jiah xD- pendiem tapi lumayan cerewet :D, cuek, tomboy tapi agak feminine, gak sabaran dan suka membuat orang tergesa-gesa :D :D, narsis, nggak bisa diem umek wae :D, suaranya lumayan nggak enak xD
* dituduh lucu dan suka ngerjain orang xD
* suka gambar suka nulis suka baca suka sembarang dingah :D
Hasan Aly Imron Muhammad, lamongan: 15 oktober 1995
* gedhe dhukur tanpa gembrot :D
* tinggi banget –juga kayak cagak telpon xD
* item sejak lahir sampai sekarang –dapat julukan Al-Haitami saking itemnya xD xD
* ganteng, manis, wajah foto, mancung, cedal R :D
* pinter ngomong dan becanda, agak kasar, udah jarang ngamuk :D :D
* suka nulis puisi dan utak-atik rubik, kalo gambar masih ga jelas xD xD
Isro’ Aly Imron Muhammad, lamongan: 5 februari 1998
* kurus kering –tanpa sebab dan tanpa alasan xD
* tinggi plencung, dijulukin mlengkung karena kalo duduk dengkulnya natap kepala :Dv xD
* kuning langsat, nonong, jelek, kadang-kadang ndoweh xD
* suaranya cempreng dan gak enak. kasar :D
* ngamukan tapi sering ngalah –dan dibuat kalah-kalahan xD xD
* masih suka main boneka, pinter gambar, suka yang aneh-aneh dengan kecerewetannya. bakat nulisnya masih dipendam dengan rapi serapi mainan 3 lemarinya :D :D
***
begitulah saya dan saudara-saudara saya tercinta. itu menurut penilaian saya. jadi apabila yang bersangkutan tidak merasa begitu maka nggak boleh marah-marah. ntar dosa, kalo dosa ditanggung sendiri loh hehehehe… dan yang pasti, setelah membaca tulisan ini dilarang sakit hati, haram hukumnya. dan wajib tersenyum atau kalau bisa disunnahkan tertawa… xD xD xD
sekian dan terimakasih :D :Dv
piss semuaa emmuah emmuah :D :D :-*
Minggu, 31 Oktober 2010
Asa
Tuhan..
Aku memang tak kuasa untuk sebenarnya menjadi hambaMu
Aku memang tak kuasa untuk sepenuhnya menjalani perintahMu..
Namun aku hanyalah seorang yang kecil yang selalu mengharap rahmatMu
Tuhan..
Aku bukanlah KekasihMu
Bukan pula PilihanMu..
Aku hanyalah seorang yang kecil dan ceroboh dalam menta’atiMu
Namun tak hentinya ku mengharap kelembutan akan CintaMu
Tuhan..
Tak pernah ku sanggup menghitung dosaku
Tak pernah ku mampu meminta maaf untuknya satu persatu
Aku hanya bisa mengakuinya
Dan menanti maaf atasnya
Dengan segala ketakutanku akan murkaMu
Akan siksaanMu
***
Tuhanku..
Tidaklah bisa bagiku hanya dalam Harapan
Tidaklah bisa bagiku hanya dalam Ketakutan
Ku hanyalah bisa menyeimbangkan diriku dalam harapan dan takut kepadaMu..
Darinya, Tuhan..
Ku mohon berikanlah TaufiqMu padaku
Agar ku sanggup memadukannya
Dan ku sanggup menjalankannya
Tuhan..
Harapanku akan rahmatMu
Harapanku akan kelembutan CintaMu
Dan ketakutanku akan murkaMu
Serta ketakutanku akan siksaMu
Semata-mata hanya karena Engkaulah Tuhanku
Hanya karena Engkaulah tujuan hidupku..
Mungkin hanya itu bekal yang aku punya, Tuhan..
Maafkanlah aku dan kecerobohanku
Namun ku berharap Engkau bersedia menerimanya
Dan meridhoiku karenanya:
Harapan dan Takutku kepadaMu
HambaMu yang berlumur dosa…
Aku memang tak kuasa untuk sebenarnya menjadi hambaMu
Aku memang tak kuasa untuk sepenuhnya menjalani perintahMu..
Namun aku hanyalah seorang yang kecil yang selalu mengharap rahmatMu
Tuhan..
Aku bukanlah KekasihMu
Bukan pula PilihanMu..
Aku hanyalah seorang yang kecil dan ceroboh dalam menta’atiMu
Namun tak hentinya ku mengharap kelembutan akan CintaMu
Tuhan..
Tak pernah ku sanggup menghitung dosaku
Tak pernah ku mampu meminta maaf untuknya satu persatu
Aku hanya bisa mengakuinya
Dan menanti maaf atasnya
Dengan segala ketakutanku akan murkaMu
Akan siksaanMu
***
Tuhanku..
Tidaklah bisa bagiku hanya dalam Harapan
Tidaklah bisa bagiku hanya dalam Ketakutan
Ku hanyalah bisa menyeimbangkan diriku dalam harapan dan takut kepadaMu..
Darinya, Tuhan..
Ku mohon berikanlah TaufiqMu padaku
Agar ku sanggup memadukannya
Dan ku sanggup menjalankannya
Tuhan..
Harapanku akan rahmatMu
Harapanku akan kelembutan CintaMu
Dan ketakutanku akan murkaMu
Serta ketakutanku akan siksaMu
Semata-mata hanya karena Engkaulah Tuhanku
Hanya karena Engkaulah tujuan hidupku..
Mungkin hanya itu bekal yang aku punya, Tuhan..
Maafkanlah aku dan kecerobohanku
Namun ku berharap Engkau bersedia menerimanya
Dan meridhoiku karenanya:
Harapan dan Takutku kepadaMu
HambaMu yang berlumur dosa…
Bagian Kedelapan :)
Melihat kondisi kesehatan
Baba dan Ummi selalu memperhatikan kesehatan saya yang sering drop. Karenanya, baik Baba dan Ummi tak pernah memaksakan saya untuk berbuat sesuatu.
***
Diusia saya yang ke 12. ada lintasan hati untuk mengikuti kegiatan wirid malam bersama mbak-mbak pondok. Sungguh saya sangat ingin mengikutinya. Lalu saya utarakan keinginan saya itu kepada Baba. Jawaban Baba, “dari dulu Baba menghendaki.” merasa telah mendapat izin, saya pun akhirnya mengikuti kegiatan tersebut. Namun dibenak saya terdapat ganjalan, jika Baba menghendaki, mengapa Baba tak memerintahkan saya? Namun saya tak mencari jawaban keganjalan saya tersebut. Saya tak ambil pusing, yang penting saya akan mengikuti kegiatan itu.
Tapi beberapa minggu kemudian, saya merasa tidak kuat untuk mengikuti kegiatan itu lagi. Tiba-tiba saja ketahanan tubuh saya menurun. Dari minus mata saya yang naik, tensi darah yang turun, magh yang kambuh sampai dada yang terasa sesak. Setiap kali saya membaca tulisan, lalu saya melihat pada mbak-mbak disekeliling saya, saya tak bisa jelas melihatnya. Selalu saja pandangan mata saya kabur. Padahal saya sudah memakai kacamata saya.
Lalu saya katakan kepada Ummi tentang keadaan saya itu. Ummi bilang, “sudah. Kamu nggak usah ikut wirid malam dulu. Kalau kamu masih ingin wirid, kamu baca saja wirid pribadi kamu yang Baba dan Ummi berikan.” saya menurut. Dan ketika malam itu saya tidak bangun, Baba tak membangunkan saya. Dari sini saya tahu, apa arti “dari dulu Baba menghendaki.”. Baba memang menghendaki hal itu, tapi Baba tak mengatakannya pada saya karena Baba tahu, kondisi saya waktu itu tidak baik. Bahkan sedang memburuk.
Dan sekarang, saat kesehatan saya berangsunr membaik dan mulai bisa mengikuti kegiatan itu lagi, Baba membangunkan saya. Ketika saya agak telat bangun Baba berkata. “ayo bangun. Biasanya kamu jam segini sudah bangun kok sekarang belum. Lihat, mbak-mbak sudah memulainya.”
Tidak pelit, tapi mengajari untuk menerima apa adanya.
Dalam hal dunia, Baba dan Ummi tak selamanya memberikan apa yang saya mau. Bahkan jika saya meminta sesuatu, Baba dan Ummi mempunyai cara tersendiri dalam memberikannya. Hal ini dilakukan agar saya menerima apa adanya, tak cinta dunia dan tak menjadi anak manja. Cara-cara itu adalah:
1. memberi seketika itu juga
2. memberi dengan tempo waktu
3. tidak memberi sama sekali
***
ketika itu usia saya 7 tahun. Saya ingin sekali memiliki sepeda dan bisa menaikinya bersama teman-teman. Baba yang sedang sarapan kali ini terlihat beda. Baba rapi dengan baju putih khasnya.
“Baba mau pergi?” tanya saya.
“ya.” jawab Baba
“kemana?”
“ke surabaya.”
saya pun tersenyum penuh harapan. “Baba mau ke surabaya? Baba, saya mau dibelikan sepeda.” Baba tak menyahut dan hanya tersenyum. Saya tak lagi berkata apa-apa dan segera pergi meninggalkan Baba. Dan saya pun lupa.
Sore harinya, ketika Baba datang, Baba berkata. “coba lihat apa yang dibawa kak Mul.” saya yang penasaran akhirnya pergi ke halaman rumah. Dan apa yang dibawa? Yang dibawa sahabat karib Baba itu adalah sepeda. Sepeda yang tadi pagi saya memintanya.
***
memang bisa dikatakan, saya dan saudara-saudara saya suka jika belajar menggunakan elektronik. Seperti komputer, dvd player, tape recorder.. dan laptop. Tapi laptop itu adalah barang satu-satunya yang belum kami miliki. Ya kami memang memilikinya, tapi itu dulu sekali dan sekarang sudah tak jelas nasibnya. Kami ingin memilikinya lagi. Berkatalah adik-adik kami. “Baba, saya pengen punya laptop.” Baba tak menjawab dan tak pernah menjawab. Saat itu adik laki-laki saya masih duduk dibangku madrasah kelas 6.
hingga 3 tahun berlalu, Baba belum juga menjawab keinginan kami. Merasa tak akan dibelikan, kami pun melupakannya. Ya, yang penting masih ada komputer. Namun disaat kami melupakan itu, tiba-tiba saja Baba datang dengan membawa kejutan besar. Apa itu? Kejutannya adalah laptop. Tentu saja kami senang sekali dan bersyukur, atas pemberian yang tak terduga itu.
***
saya dan kakak saya menggerutu hebat. Bagaimana tidak, tape tua itu sudah beroprasi beberapa kali tapi tak juga sembuh. Suaranya mulai bergetar-getar dan kadang menjadi pelan sekali. Lalu saya dan kakak saya sepakat untuk minta dibelikan yang baru kepada Baba. Tapi ketika saya dan kakak saya mengatakannya, Baba menggeleng dan berkata “tidak.”. Akhirnya, dari sebelum kakak saya meneruskan studi ilmunya ke malang sampai kakak saya sudah 2 tahun dimakkah, permintaan itu tak kunjung kabul. Saya pun pasrah dan bersyukur. Toh meskipun kadang suaranya pelan, tapi dia masih bisa bersuara. Daripada tidak sama sekali, bukan?
Mengkiyaskan untuk memberi jawaban
sering kali, ketika saya bertanya tentang sesuatu, Baba dan Ummi tidak menjawabnya. Tapi memberikan kiyas dan dari kiyas tersebut, Baba dan Ummi membiarkan saya menemukan jawabannya sendiri.
***
saya bingung dan tidak faham dengan yang namanya air suci tidak mensucikan. Waktu itu saya masih kelas satu mustawal ibtida'i. Saya menghampiri Baba dan bertanya, “Ba, air suci mensucikan itu yang seperti apa ya Ba?”
“kamu tahu kopi? Teh? Susu?”
“iya.”
“apakah teh, kopi dan susu adalah air yang suci?”
“iya.”
“lalu, apakah itu semua bisa dibuat untuk berwudlu?”
saya pun tersenyum dan menggeleng. Itulah air suci tidak mesucikan
Baba dan Ummi selalu memperhatikan kesehatan saya yang sering drop. Karenanya, baik Baba dan Ummi tak pernah memaksakan saya untuk berbuat sesuatu.
***
Diusia saya yang ke 12. ada lintasan hati untuk mengikuti kegiatan wirid malam bersama mbak-mbak pondok. Sungguh saya sangat ingin mengikutinya. Lalu saya utarakan keinginan saya itu kepada Baba. Jawaban Baba, “dari dulu Baba menghendaki.” merasa telah mendapat izin, saya pun akhirnya mengikuti kegiatan tersebut. Namun dibenak saya terdapat ganjalan, jika Baba menghendaki, mengapa Baba tak memerintahkan saya? Namun saya tak mencari jawaban keganjalan saya tersebut. Saya tak ambil pusing, yang penting saya akan mengikuti kegiatan itu.
Tapi beberapa minggu kemudian, saya merasa tidak kuat untuk mengikuti kegiatan itu lagi. Tiba-tiba saja ketahanan tubuh saya menurun. Dari minus mata saya yang naik, tensi darah yang turun, magh yang kambuh sampai dada yang terasa sesak. Setiap kali saya membaca tulisan, lalu saya melihat pada mbak-mbak disekeliling saya, saya tak bisa jelas melihatnya. Selalu saja pandangan mata saya kabur. Padahal saya sudah memakai kacamata saya.
Lalu saya katakan kepada Ummi tentang keadaan saya itu. Ummi bilang, “sudah. Kamu nggak usah ikut wirid malam dulu. Kalau kamu masih ingin wirid, kamu baca saja wirid pribadi kamu yang Baba dan Ummi berikan.” saya menurut. Dan ketika malam itu saya tidak bangun, Baba tak membangunkan saya. Dari sini saya tahu, apa arti “dari dulu Baba menghendaki.”. Baba memang menghendaki hal itu, tapi Baba tak mengatakannya pada saya karena Baba tahu, kondisi saya waktu itu tidak baik. Bahkan sedang memburuk.
Dan sekarang, saat kesehatan saya berangsunr membaik dan mulai bisa mengikuti kegiatan itu lagi, Baba membangunkan saya. Ketika saya agak telat bangun Baba berkata. “ayo bangun. Biasanya kamu jam segini sudah bangun kok sekarang belum. Lihat, mbak-mbak sudah memulainya.”
Tidak pelit, tapi mengajari untuk menerima apa adanya.
Dalam hal dunia, Baba dan Ummi tak selamanya memberikan apa yang saya mau. Bahkan jika saya meminta sesuatu, Baba dan Ummi mempunyai cara tersendiri dalam memberikannya. Hal ini dilakukan agar saya menerima apa adanya, tak cinta dunia dan tak menjadi anak manja. Cara-cara itu adalah:
1. memberi seketika itu juga
2. memberi dengan tempo waktu
3. tidak memberi sama sekali
***
ketika itu usia saya 7 tahun. Saya ingin sekali memiliki sepeda dan bisa menaikinya bersama teman-teman. Baba yang sedang sarapan kali ini terlihat beda. Baba rapi dengan baju putih khasnya.
“Baba mau pergi?” tanya saya.
“ya.” jawab Baba
“kemana?”
“ke surabaya.”
saya pun tersenyum penuh harapan. “Baba mau ke surabaya? Baba, saya mau dibelikan sepeda.” Baba tak menyahut dan hanya tersenyum. Saya tak lagi berkata apa-apa dan segera pergi meninggalkan Baba. Dan saya pun lupa.
Sore harinya, ketika Baba datang, Baba berkata. “coba lihat apa yang dibawa kak Mul.” saya yang penasaran akhirnya pergi ke halaman rumah. Dan apa yang dibawa? Yang dibawa sahabat karib Baba itu adalah sepeda. Sepeda yang tadi pagi saya memintanya.
***
memang bisa dikatakan, saya dan saudara-saudara saya suka jika belajar menggunakan elektronik. Seperti komputer, dvd player, tape recorder.. dan laptop. Tapi laptop itu adalah barang satu-satunya yang belum kami miliki. Ya kami memang memilikinya, tapi itu dulu sekali dan sekarang sudah tak jelas nasibnya. Kami ingin memilikinya lagi. Berkatalah adik-adik kami. “Baba, saya pengen punya laptop.” Baba tak menjawab dan tak pernah menjawab. Saat itu adik laki-laki saya masih duduk dibangku madrasah kelas 6.
hingga 3 tahun berlalu, Baba belum juga menjawab keinginan kami. Merasa tak akan dibelikan, kami pun melupakannya. Ya, yang penting masih ada komputer. Namun disaat kami melupakan itu, tiba-tiba saja Baba datang dengan membawa kejutan besar. Apa itu? Kejutannya adalah laptop. Tentu saja kami senang sekali dan bersyukur, atas pemberian yang tak terduga itu.
***
saya dan kakak saya menggerutu hebat. Bagaimana tidak, tape tua itu sudah beroprasi beberapa kali tapi tak juga sembuh. Suaranya mulai bergetar-getar dan kadang menjadi pelan sekali. Lalu saya dan kakak saya sepakat untuk minta dibelikan yang baru kepada Baba. Tapi ketika saya dan kakak saya mengatakannya, Baba menggeleng dan berkata “tidak.”. Akhirnya, dari sebelum kakak saya meneruskan studi ilmunya ke malang sampai kakak saya sudah 2 tahun dimakkah, permintaan itu tak kunjung kabul. Saya pun pasrah dan bersyukur. Toh meskipun kadang suaranya pelan, tapi dia masih bisa bersuara. Daripada tidak sama sekali, bukan?
Mengkiyaskan untuk memberi jawaban
sering kali, ketika saya bertanya tentang sesuatu, Baba dan Ummi tidak menjawabnya. Tapi memberikan kiyas dan dari kiyas tersebut, Baba dan Ummi membiarkan saya menemukan jawabannya sendiri.
***
saya bingung dan tidak faham dengan yang namanya air suci tidak mensucikan. Waktu itu saya masih kelas satu mustawal ibtida'i. Saya menghampiri Baba dan bertanya, “Ba, air suci mensucikan itu yang seperti apa ya Ba?”
“kamu tahu kopi? Teh? Susu?”
“iya.”
“apakah teh, kopi dan susu adalah air yang suci?”
“iya.”
“lalu, apakah itu semua bisa dibuat untuk berwudlu?”
saya pun tersenyum dan menggeleng. Itulah air suci tidak mesucikan
Berbeda
Aku dan kamu memang berbeda
Karena setiap orang memiliki wataknya sendiri
Memiliki sikapnya sendiri
Memiliki pandangannya sendiri
Dan memiliki dirinya sendiri
Karena itulah kita menjadi berbeda
Akan tetapi..
Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk berteman bagi kita
Perbedaan bukan untuk menjadi bahan ejekan diantara kita
Namun perbedaan adalah suatu tali untuk bisa saling menghormati
Maka dari itu setiap orang menjadi istimewa karena perbedaannya
Dan begitu juga dengan kita..
Karena setiap orang memiliki wataknya sendiri
Memiliki sikapnya sendiri
Memiliki pandangannya sendiri
Dan memiliki dirinya sendiri
Karena itulah kita menjadi berbeda
Akan tetapi..
Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk berteman bagi kita
Perbedaan bukan untuk menjadi bahan ejekan diantara kita
Namun perbedaan adalah suatu tali untuk bisa saling menghormati
Maka dari itu setiap orang menjadi istimewa karena perbedaannya
Dan begitu juga dengan kita..
Langganan:
Postingan (Atom)