Rabu, 30 November 2011

Silakan sj bangun dini hari utk menulis, menyelesaikan tugas, at belajar dn sebagaix.. Tp jauh lbh baik jk wktu it qt gunakan utk bduaan dg Allah, stlah hampir shari pnuh qt berkutik dg dunia dn melupaknNya
Saya: Ba, Baba itu nggak bosen wirid to? Baba: Baba itu orang banyak dosa.. Ya Allah Baba, saya yakin dosa saya sangat jauh lebih banyak. Tapi.. Ah, semoga saya bisa mencontohmu
yaa... justru karena kamu itu alim, makanya jangan sombong. apa gunanya ilmu kamu coba kalo kamu sombong? ibaratnya kayak orang ibadah tapi tujuannya bukan Allah, cuma cari muka doang. sia-sia kan?
Mereka berkata: Muhammad telah tiada dan penerusnya hanyalah wanita! Tapi mereka tak pernah tahu, Rasulullah Muhammad telah mendidik generasi terbaik, dan generasi itulah yang membebaskan bumi Palestina dari mereka!
sedih itu makhluq. Sedangkan Allah adalah alkhaliq. Huwallah Akbar, Allah adalah yg Maha Besar, dan sedih itu kecil. So, ingat Allah yang Maha Besar maka kesedihan yang kecil itu akan sirna!
maaf, tapi pacaran menunjukkan ketidak adanya tawakkal pada Allah
tujuan ibadah adalah mengonsentrasikan hati kepada Allah. Karena itu, tempulah ibadah hanya karena Ia :)))
doa orang yang di zhalimi itu dikabulkan oleh Allah, meskipun itu orang kafiir. Sebab Allah menyukai keadilan pada siapapun. Karena itu jangan pernah zhalim, baik pada muslim atau non muslim. Sebab Islam itu damai
dan pada akhirnya, aku hanya bisa berkata padamu: setiap masing-masing mempunyai pendapat yang akan ia pertahankan. jadi daripada aku dan kamu saling mengecam pada pendapat satu sama lain, lebih baik aku dan kamu lebih memperbaiki dan cepat-cepat dalam kebaikan
sampaikan semua kata dengan meminta pertolongan kepada Allah ؛ Bismillah ..
kalo lapar makan aja. tapi kalo makan jangan asal makan. niatkan makanmu agar kamu kuat menjalani ibadah. dengan begitu makanpun tidak sia-sia dan menjadi bentuk pengabdian diri kepada Allah :))
Aku memang mencintai para Keturunan Rasulullah Muhammad. tapi cintaku tak membuatku mengaku-aku menjadi salah satu di antara mereka!
Jika kita memang benar-benar mencintai Rasulullah, maka buktikanlah dengan memperbanyak membaca shalawat. Sebab apabila seorang itu mencintai sesuatu, maka ia akan banyak-banyak menyebutnya ♥
Wa Maa Kaana Allahu yu'addzibahum wa anta fihim (dan Allah tiada akan menyiksa mereka sedangkan engkau ada di kalangan mereka, wahai Muhammad) .. so, hadirkan Rasulullah dalam hidup kita dengan memperbanyak baca shalawat, maka Allah tidak akan menimpakan bala' pada kita, insyaAllah :))
orang berakal adalah orang yang mengambil pelajaran atas apa yang ia lihat dan menasehati diri atas apa yang ia dengar..
pekerjaan di KTPku dosen --" Boro-boro dosen ya, jadi murid TK aja kaga pernah, gimana mau jadi dosen coba --"
kebencian, kecaman, keangkuhan dan kekerasan hati hanya akan membuat keadaan semakin rusuh, semakin keruh..
jangan katakan sesuatu yg tidak menjadi hakku utk mendengarnya, dan jangan pinta aku untuk mengatakan sesuatu yg tidak menjadi hakmu utk mendengarnya. Deal? Ok
Bangga karna balas dendam? Oh no! Bersyukur sajalah karna bisa memaafkan
Akhirnyaaaaaaaaaaaaaa.. saya bisa post lagi *dari kemaren :DDD

Bagian Ini :D

Catatan kali ini yang minta bukan kak Lul, tapi mbak Jazimah Al-Muhyi. Jadi mbak Jazim juga saya tag di catatan saya sebelum ini, Bagian Sebelumnya :D #1 dan #2 *terlalu bertele-tele deh saya ini :DD* nah disitu mbak Jazim ada pertanyaan buat Ummi *yang nggak saya sangka-sangka bakalan harus nulis lagi :D* Pertanyaan pertamanya gini: gimana caranya agar sabar menghadapi anak? Okeee… Ummi tersenyum aja saya kasih pertanyaan baru. “ada-ada saja,” gitu komentarnya Ummi. Hehe. Well, mangga di lanjutin bacanya mbak Jazim :) -ooo- Biar sabar menghadapi anak pas lagi nakal *ma’lum anak kecil, saya juga gitu, kadang sampe sekarang? :D :DD*, sang Ibu harus mengamati dulu kenakalan anaknya. *kayak nakalnya sama temen, minta ini minta itu, dsb* setelah itu Ibu mengarahkannya dengan tanpa emosi. Intinya dengan hati dan kepala dingin lah. Kalo hati dan kepala dingin, sendirinya Ibu sudah sabar menghadapi anak :) Nah gimana kalo Ibu kelepasan kontrol? Apa nggak diperbolehkan kalo Ibu marahin anak? Boleh aja. Tapi jangan terlalu dan yang penting kemarahan Ibu Cuma diluar aja, nggak sampe ke hati. Jadi maksudnya sang Ibu nggak sakit hati sama anaknya yang lagi nakal itu. Soalnya kalo Ibu sampe sakit hati, itu malah berpengaruh sama anaknya. Kok bisa? Disini Ummi ngasih penjelasan lain, dan ini yang paling penting untuk menentukan hasil didikan yang baik plus menjadikan anak bisa berbakti pada orang tua. Jadi kalo Ibu sakit hati sama kelakuan anak yang lagi nakal, otomatis secara nggak langsung si anak menyakiti sang Ibu. Padahal Allah sudah melarang semua anak untuk menyakiti hati orang tuanya. Kalopun si anak tetep menyakiti hati orang tua, pasti si anak akan mendapat dampak yang buruk dari kelakuannya itu. Salah satunya jadi tambah nakal dan nggak bisa di atur. Sebabnya Cuma satu, karena Ibu sakit hati. Intinya, kalo Ibu pengen anaknya jadi anak yang berbakti dan nurut sama Ibunya, Ibu nggak boleh sakit hati sama anak. Marah ya marah, tapi hati nggak marah sama sekali. Jadi marahnya bukan karena kesal melainkan untuk mendidik. Gampangnya Ibu harus membantu anak dalam menjadikannya anak yang berbakti dengan cara Cuma marah diluarnya aja *mumet ya =_=* Selain itu, Ibu jangan pernah lupa mendoakan anaknya agar jadi anak yang baik. Berikut ini Ummi ada tips untuk ‘melunakkan’ hati anak. 1. Setiap habis shalat 5 waktu, Ibu membacakan surat Al-Fatihah untuk anak-anaknya. Kalo bisa setiap satu anak dibacakan Al-Fatihah sendiri-sendiri. Kalo nggak bisa, satu Al-Fatihah untuk semua anak juga boleh 2. Setiap malam, Ibu jangan lupa membaca 1. رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي و على والدي و أن أعمل صالحا ترضاه و أصلح لي في ذريتي إني تبت إليك و إني من المسلمين (Al-Ahqaaf : 15) 2. ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما (Al-Furqaan : 74) -ooo- Pertanyaan kedua dari mbak Jazim: bagaimana caranya menetralisir pengaruh buruk lingkungan, misal kata-kata atau perilaku buruk yang ditirukan anak dari temannya? Kalo pertanyaan ini bukan Ummi yang jawab. Tapi Baba. Jadi ceritanya saya nemu tulisan saya sendiri yang saya sadur dari keterangannya Baba di kitab ngaji Ramadhan kemaren *lagi bongkar-bongkar*. Isinya gini: “untuk keberhasilan pendidikan adalah dari lingkungan. Lingkungan terdekat adalah Ayah dan Ibu. Bila Ayah dan Ibu bisa mewarnai lingkungan yang baik, maka anak akan terdidik dengan baik pula. Tetapi masyarakat adalah lingkungan berpengaruh dalam pembentukan.” Saya ngganjel, kok nggak ada terusannya? Akhirnya saya tanyakan ke Baba gimana selanjutnya ini. Dan beginilah jawaban Baba: “oleh karena itu setiap anggota masyarakat harus bergabung dalam menciptakan lingkungan yang membantu anak-anak menjadi orang yang sukses dan berakhlaqul karimah, dengan menyediakan pendidikan Islam, pengajian AL-Qur’an, lembaga pendidikan AL-Qur’an, sosial lah istilahnya.” Saya Tanya lagi, terus apa yang harus dilakukan Ayah dan Ibu kalo ternyata masyarakat nggak mendukung? Jawabnya: “Ayah dan Ibu selalu memberikan pendidikan agama yang memadai dan menunjukkan kesalahan yang ada di tengah masyarakat untuk tidak di ikut.” Hemmm.. jadi sebenernya ini jawaban nggak sengaja. Hehe. Pas saya lihat pertanyaannya mbak Jazim itu kok kayaknya bisa di jawab dengan jawabannya Baba ini. Saya Tanya Ummi dan ternyata jawaban Baba ini adalah jawaban untuk pertanyaan mbak Jazim. So, kesimpulannya kalo anak meniru hal buruk dari temannya maka tugas Ibu adalah memberitahunya kalo itu nggak baik dan nggak layak untuk di ikut. semoga bermanfaat. Wabillahittaufiq :))

Selasa, 29 November 2011

hai teman, tiada tempat untuk berlari meninggalkan cinta pada Manusia Terbaik. Ingatlah, hatimu tak terbuat dari batu. Jadi pupuklah cintamu padanya, padanya dan padanya dg memperbanyak membaca shalawat ♥
Bismillah. Ku mulai hari dengan meminta pertolonganMu agar hariku menjadi hari yang masuk dalam ridhaMu..
Sungguh dlm pribadi Rasulullah terdapat uswah hasanah. Tetapi tak semua orang bisa meneladainya. Hanya orang-orang yang iman kepada Allah dan hari qiyamat serta selalu ingat kepada Allah yang bisa meneladani Rasulullah :)

Berapa Umurmu?

haqiqat umur adalah waktu yang di buat ta'at. umur 63 tapi ta'at hanya 10 tahun, maka 10 tahun itulah umurnya.. panjangkan umur kami ya Allah. amiiin
Jangan katakan "Allah, aku punya masalah." tapi katakan "masalah, aku punya Allah."
kamu boleh tersandung, tapi jangan sampe jatuh! Kalopun kamu jatuh, buruan bangkit dan jangan jatuh lagi!
ngecam lagi ngecam lagi.. apa hidup hanya untuk mengecam yang lain? apa merasa sudah benar sendiri? hei, setan sedang tertawa menang melihat semua itu
apa sih gunanya ilmumu, kepintaranmu, kecerdasanmu, pangkatmu, kedudukanmu dan statusmu kalo kamu ga bisa jadi pribadi yg baik? oi! pribadi baik tu pake akhlaq
Membaca Alqur'an memang laddzat. Tapi akan lebih laddzat jika bisa mengerti dan memahami isinya. Dan sangat-sangat laddzat jika bisa mengamalkannya! ♥
dosa kita ini udah banyak banget, jadi jangan ditambah-tambahin dengan mengeksposnya
seladdzat-laddzatnya kamu bersama kekasihmu *dan kalian cuma berdua* nggak bisa ngalahin keladdzatan pas kamu berduaan sama Allah dan Rasulnya. Sangat laddzat dan Ga bakalan bisa diungkapin! ♥
saya ini kurus atau langsing? Ummi: bungkring =_=

Kana Baba.. Kanat Ummi..

Gresik, 09092011. 03:29 Jujur, selama ini saya sering tidur sambil ngeloni hape. Bukan apa-apa sih, cuma saya antisipasi aja barangkali bakalan ada telpon penting. Secara saya emang orang penting gitu? Heahaha Lagian Baba sering keluar. Kadang saya nggak denger kalo Baba mencet bel. Jadi solusinya kalo ga ada yang bukain pintu ya nelpon saya :D Apalagi kalo saya lagi berjauhan sama Baba kayak sekarang ini, saya di gresik Baba di lamongan. Wah, musti stand-by hape tu Nah, semalem, pas lagi enak-enaknya ngimpi takhtiman qur'an sama temen-temen, tiba-tiba hape saya bergetar. Saya kebangun deh gara-gara vibra hape yang kayak gempa bumi itu :D Dengan ruh yang belum sempurna dan mata yang masih melek-merem, saya lihat display hape saya nunjukin nama "A Baba". Wah ada apa ni? Jangan-jangan saya kesiangan bangun, secara disini adem banget, ga kedengaran adzan masjid lagi "haa?" saya pikir saya sedang mengucap salam hehe "Lubabah?" "haa?" kali ini saya pikir sedang berkata 'apa' :D "bangun, tahajjud!" "haa?" saya mulai bingung, saya ini lagi telpon ato ngelindur sih? Wkwkw "ayo bangun! Tahajjud!" "ha, iya," Akhirnya saya ngerti kalo saya lagi telpon bukan ngelindur, dan akhirnya faham juga Baba ngomong apa ke saya. Ternyata Baba nyuruh saya tahajjud toh.. Hehe *** Ya begitulah Baba. Selalu mantau anaknya dimanapun mereka berada. Mungkin pas saya di Kediri doang tu yang nggak di pantau sama Baba. Tapi tetep aja jauh di mata dekat di hati hehe.. Kalo saya putar lagi memory lama saya, memang poin yang di ajarkan Baba kepada kami adalah dekat kepada Allah. Lihat saja, saya yang jauh dari rumah tetap di bangunkan untuk sholat tahajjud. Apalagi tujuan Baba kalo tidak mengajarkan saya agar dekat kepada Allah? Baba -begitu juga Ummi-, ketika kami mengeluh pada beliau berdua, atau curhat, tak pernah memberi solusi agar ini begini dan itu begitu. Tetapi yang dikatakan Baba dan Ummi saat kami mengeluh dan saat kami curhat hanya: "perbanyak baca sholawat," "wiridnya yang benar," "alqur'annya diperbaiki," Hanya berkisar itu saja! Sebab pada dasarnya Baba dan Ummi ingin mencetak kami anak-anaknya sebagai hamba yang menjadikan Allah sebagai sandaran hati, tujuan utama, dan tempat bergantung. Bukan menyandarkan hati pada Baba dan Ummi, menjadikan tujuan utama apalagi tempat bergantung. Dan itu semua, semata-mata agar kami dekat dengan Allah.. Ah, doakan saja kami, Baba, Ummi, agar bisa membahagiakan Baba dan Ummi dengan memenuhi keinginan Baba dan Ummi.. Wabillahittaufiq :))

Pernahkah Kita Merasa?

Saat kemarahan kita meledak karena emosi yang tak terkendalikan Karena tak bisa menguasai diri Dan karena dikalahkan oleh nafsu Maka saat itu pula penyelasalan akan menyesakkan dada Menjadi gundukan kegelisahan yang sulit tuk diobati Tumpukan keresahan yang susah tuk dihilangkan Dan keterpurukan yang tak mudah untuk dibangkitkan kembali Semua itu hanya karena satu sebab: Sulutan api setan yang membara dan membakar seluruh bagian dalam jiwa kita..

All is Well

Saya: Ba libur satu minggu Ba, liburan ke malang po'o.. Bontot: daripada nganggur di rumah nggak ada kerjaan Ba.. Baba: namanya liburan ya tentu saja nganggur nggak ada kerjaan Bontot: ya nggak gitu Ba, kan.. Saya: yaudah, kalo gitu nggak usah liburan ke malang tapi kalo laptopan liat film seharian jangan di marahin loh Baba: ya Saya+Bontot: yesss! -ooo- Baba.. Saya tahu Baba tidak mengekang saya, tidak melarang saya, saya tahu itu Baba.. Sebab Baba sudah mengatakannya "kamu hanya menuruti nafsumu." Baba, itu adalah aturan dan didikan Baba untuk saya. Karena saya seorang gadis, yang tak layak untuk selalu bepergian, kesana-kemari.. Apalagi hanya sekedar berdasarkan nafsu Baba, meskipun di malang adalah tempat Khali, paman saya sendiri Baba, meskipun liburan itu bisa saya katakan dengan alasan shilaturrahim, bisa saya katakan dengan alasan menyegarkan pikiran, tapi Baba benar: Saya hanya menuruti nafsu saya.. Baba, saya adalah anakmu. Engkau bebas mengatur saya, mendidik saya semaumu, Baba. Dan saya tahu, aturanmu adalah didikanmu. Dan engkau mendidikku untuk bisa menahan nafsu, menguasainya, dan tak melulu menuruti keinginannya. Baba, saya katakan keinginan saya pada Ummi. Saya ceritakan larangan Baba pada Ummi. Dan Ummi tersenyum. Hanya tersenyum, Baba. Tanpa mengatakan apa-apa. Baba, saya tahu apa arti senyum itu. Senyum Ummi berkata "Babamu benar, anakku.. Maka tahanlah nafsumu." Baba, Ummi.. Saya tersadarkan oleh 'larangan' itu, oleh senyuman itu, bahwa tak semua yang saya inginkan harus terpenuhi. Bahwa saya harus bisa mengendalikan nafsu saya, dan tidak dikendalikan olehnya! Dan saat saya 'mengancam' Baba di depan Ummi, untuk melihat film dan bermain laptop sepuasnya karena Baba tak mengizinkan saya berlibur ke malang, lagi-lagi Ummi tersenyum. Dan Baba menuruti saya dengan senyuman pula.. Saat itu pula saya tersadar, Baba dan Ummi menghibur kekecewaan hati saya. Baba dan Ummi mencoba membuat saya betah di rumah, menjadikan rumah sebagai surga "jika di rumah kamu bisa menyegarkan pikiranmu dengan film-film itu, mengapa kamu harus jauh-jauh ke malang untuk menyegarkannya? Tidakkah kamu mengambil yang terdekat, anakku?" Begitu kan Baba, Ummi? Baba dan Ummi tak menghancurkan hatiku, tak mengecewakannya, tetapi mendidiknya dan membuatnya bahagia, membuatnya senang dan gembira Saya akui, Baba, saya memang kecewa, tapi saya bahagia. Sangat bahagia, karena saya tak pernah lepas dari aturan Baba Ummi, didikan Baba Ummi, kasih sayang Baba Ummi.. Dan cinta Baba Ummi Tapi percayalah Baba, Ummi, saya tak kan benar-benar seharian melihat film, seharian di depan laptop, karena saya tahu: itupun nafsu! Dan saya akan berusaha menahannya, mengendalikannya.. Terimakasih Baba, Terimakasih Ummi.. Tak sanggup lagi saya mengatakan alasan terimakasih ini. Terlalu banyak yang harus saya ucapi terimakasih pada Baba dan Ummi Baba.. Ummi.. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Ridhamu ku harap dalam setiap detik hidupku..

Takdir dan Takbir

Dua hari setelah darah-darah berceceran dan bertumpahan dimana-mana hehe, saya bersama teman-teman sibuk di dapur merawat daging (lebih tepatnya saya Cuma ikut-ikutan haha). Dan meskipun saya Cuma mensuwir-suwir daging mentah untuk dibuat abon, tapi ternyata cukup membuat suasana menjadi lebih rame hahaha... Dalam keadaan mensuwir-suwir daging itu (Btw, saya nggak tau bahasa Indonesia resminya mensuwir-suwir, jadi sorry, saya pake aja bahasa jawa campur Indonesia :DD) saya masih bawa hape saya. Yaaah... barangkali ada SMS penting dan bisa menjadi alasan buat saya untuk mensudahi pekerjaan yang bikin tangan kemeng ini. Hahaha (adegan malas, dont try this at home!! -3-“) But.. hey!! Nggak ada SMS sama sekali! Ada sih, tapi Cuma SMS tanya kabar dari sepupu yang lama tak jumpa Hehe. Yaudah, sembari rame-rame sama temen, saya Online facebook. Tapi saya bener-bener mensudahi acara suwir-menyuwir daging mentah itu. saya kata “eh aku udahan dulu ya, laper ni.” Temen-temen percaya aja soalnya mereka emang tau kalo dari pagi saya belum sarapan. (kejadiannya abis dhuhur ni) tapi berhubung banyak tamu, jadi saya nggak jadi makan dan memutuskan Online facebook aja. Malu mau ngambil makannya, ruang makan mepet ruang tamu putri. Di dapur? Oh dagingnya masih mentah semua :D Dan Alhamdulillah, temen-temen nggak ada yang protes dan menyuruh saya mensuwir-suwir daging mentah kembali. Yeaaaaaah!!!! Aku bebaaaassss!!! Dunia berpihak padaku Hehe ^-^ Nah, pas saya udah berpindah dunia dari dunia nyata ke dunia maya, ternyata disana saya harus berbicara tentang takdir. Otomatis suasana jadi hening, secara yang ngerecokin udah diem gitu, sibuk sama hapenya :D :D tapi saya mikir juga. Takdir kan ada dua.. apa ya? kok dua-duanya lupa? Akhirnya saya putuskan untuk tanya. Disitu, di depan saya tinggal dua adik kelas saya doang. Sebelumnya sama kakak-kakak kelas saya juga. “eh, takdir kan ada dua ya, itu apa aja? Lupa ni.” Tanya saya. Adik kelas saya yang sudah tergolong lawas di pondok nyahut. “intiqol, Ub.” Haa?? Tentu aja tawa saya lepas gitu aja. “hoiiii...!! takdir sob, takdir! Bukan takbir!!” dua adik kelas saya ketawa ngakak juga, ternyata dia salah denger, dikiranya takbir, padahal takdir. Kami bertiga masih ketawa aja sampe dua kakak kelas kami dateng. Saya tanya lagi, “takdir ada berapa?” “munqothi’!” jawab yang satu. Dan lagi-lagi membuat saya dan dua adik kelas saya ketawa ngakak. Suer, ini lebih parah daripada takdir intiqol -w- “woiii.... tadir woi! Takdir!! Mana ada takdir munqothi’???” Adegan ngakak pun terulang kembali. (tidak untuk ditiru Hehe) Dan akhirnya kakak kelas saya satunya nyahut, “takdir mu’allaq, Ub.” Hueee.... saya tersenyum lega. Akhirnya kejawab juga. Terus satunya apa dong? “nah, itu kan takdir nggak permanen. Yang permanen apa?” Kami diam lagi. Tiba-tiba kakak kelas saya yang lain lewat, sambil jawab dengan pedenya, “ihrom!” karuan kami berlima ngakak lagi. Wah bener-bener rame deh! “oi apaan sih?!” kakak kelas saya yang udah di depan kamar mandi langsung berhenti. “ya bener kan? Takbir ada dua, ihrom sama intiqol!” Gusti...!! kami nggak bisa brenti ngakak ni!! “ya Allah...!! takdir, takdir!! Bukan takbir!! Emang ada takdir intiqol dan takdirotul ihrom??” Ngakak lagi ngakak lagi. Apalagi kakak kelas saya yang lewat tadi. “ooooh takdir!! Kedengaranku takbir tadi! Sorrryyyyyy.....!!!” “iyaa.. jadi satunya takdir mu’allaq itu apa???” “mubrom!” Horeee...!!! akhirnya tawa kami terhenti juga. Tapi masih menyisa, gara-gara takdirotul ihrom, takdir intiqol, dan takdir munqothi’. Hahahaha... Kholash, see you latter friends, makasih dah baca catatan nggak mbeneh saya kali ini :D xD xDD

Jelangkung Tobat

10 tahun berlalu.. ((Deuh lama amat yak -3-")) Jadi ini kenangan menggelikan yang saya alami. Lumayan tragis juga sih hehe Kan hari udah petang tuh, senja hampir berganti malam.. ((ceilah bahasae gaya pek)) Baba ada tamu. Biasanya sih kalo orang bertamu begitu berarti punya salah satu dari tiga alasan. 1. Ngundang Baba buat pengajian 2. Daftarin anaknya masuk pesantren 3. Curhat, hehe Ini kalo orang-orang asing yang nggak di kenal. Tapi kalo orang-orang VIP ((baca: teman seperguruan Baba di Makkah atau lebih gampangnya Alumni Maliky :D)) sih, tujuannya dua. 1. Shilaturrahim sekaligus nostalgia 2. Ngajak pergi ke manaaa gitu hihihi.. Nah, pak tamu ini tergolong orang asing yang nggak di kenal. Entah dia mau ngundang Baba ato daftarin anaknya ato curhat, yang jelas dia namu lamaaaa banget. Kalo di liat dari lamanya dia namu sih, kayaknya curhat ya hehe Sampe maghrib bahkan sampe iqomat, itu pak tamu nggak pulang-pulang juga. Kalo kata orang jawa sih "gak ngerti dur." hihihi Baba sampe bolak-balik masuk ke dalam. Bingung ntu tamu nggak pulang-pulang. Mau nyuruh juga.. Malah kesannya ngusir. Akhirnya, berbekal saya yang masih lumayan kecil ((delapan taun bok)) Ummi segera nyuruh saya wudhu, lalu nyuruh saya pake mukena. Ummi lalu ngerangkul saya dan bilang, "sana, masuk ke ruang tamu. Bilang, Baba, ayo sholat Ba." kata Ummi. Saya nurut aja Akhirnya saya masuk ke ruang tamu laki-laki, dengan mukena saya. Baba kayak kaget gitu liat anaknya tiba-tiba muncul disitu. Saya langsung narik-narik lengan bajunya Baba. "Ba.. Udah qomat itu loh Ba, ayo sholaaaat.." saya pake ngerengek no jutsu ke Baba. Baba tersenyum. Pak tamu tertegun ngeliat saya ngajakin Baba sholat. Merasa sudah melaksanakan tugas, saya masuk lagi ke dalam. Wah, saya kayak jelangkung aja, datang tak dijemput pulang tak diantar pula.. Jelangkung pake mukena. Hahaha Nggak seberapa lama, pak tamu itu akhirnya pulang. Whuuaaaa.. Tentu saja Baba Ummi lega banget akhirnya pak tamu pulang juga. Akhirnya bisa sholat juga gitu, meskipun nggak awal-awal waktu amat. Yah, kesimpulan yang bisa saya ambil: Kayaknya saya punya bakat akting. Akting jadi jelangkung tobat hahahaha

Diam dan Mishbahuzh Zhalam

Seminggu yang lalu, saya rapat Zahra.. Dan ternyata kali ini selain mendapat rubrik Komiqta, saya juga mendapat rubrik Ahsanal Qoshosh (cerita tentang Salafusshalih) Saya: Ummi, saya dapat Ahsanal Qoshosh, enaknya nulis cerita siapa? Ummi diam, tak menjawab saya. *** Saya: Baba, saya dapat Ahsanal Qoshosh, enaknya nulis cerita siapa? Baba diam, tak menjawab saya. Tetapi memberi saya kitab Mishbahuzh Zhalam fil Mustaghitsina bi Khairil Anam Alaihish shalatu was salam fil Yaqazhati wal Manam (imam Abi Abdillah Muhammad bin Musa bin Nu'man Al-Muzali) Seketika itu diamnya Ummi dan Baba menjadi pelajaran bagi hidup saya Seolah-olah Ummi dan Baba berkata pada saya, dan tersampaikanlah: "jangan selalu mengandalkan Ummi dan Baba, tapi cobalah, dan selalulah untuk mencoba melakukan sesuatu sendiri. Agar kamu menjadi orang yang hebat karena dirimu sendiri, bukan karena Ummi dan Baba." Allah saufa yutsibukum Ummi, Baba.. Jazakumullah ahsanal jazaa Parengan, 09 november 2011

Dibalik Kutipan Favorit Saya #1

Ada yang pernah buka profil saya? *kayaknya ada deh :D* Lihat info kutipan favoritnya nggak? Kalo lihat, maka inilah rahasia mengapa jadi favorit saya. Kalo enggak, ya sekarang tau kan :D :D Jadi begini ini kutipan favorit saya itu: ¤ aljannah ma hiy balasy ¤ innama anta birruhi la biljasadi insanu ¤ taslithuddin 'alal waqi' fa yughoyyiruh, ma huw taslithul waqi' 'aladdin fa yughoyyiruh ¤ al'ilmurrosikh wan naf'u linnas ¤ irodatuna yajibu an tamsyi waro-a 'aqidatina ma hiy 'aqidatuna tamsyi waro-a irodatina ¤ idza kanatinnufusu kibaro ta'ibat fi murodihal ajsamu ¤ la 'aisya illa 'aisyul akhiroh ¤ innama yu'roful haqqu bir rijal fa yajibu ittiba'uhum idza kana yajibu ittiba'ul haqq ¤ imsyi zayyannas ¤ al'ilmu ma-tiy ma huw atin ¤ la ya'riful fadhla li dzawil fadhli illa dzawuh Hyaaa.. langsung aja ya, saya berbagi apa yang saya suka. Yah, dengan dalil “la yu’minu ahadukum hatta yuhibba li akhihi ma yuhibbu li nafsihi,” deh :D :D *nyambung nggak ya --“ 1. Aljannah ma hiy balasy (surga tidak gratis) Sebenernya itu perkataan Sayyidinal Walid Abuya Assayyid Muhammad bin Alawy Almaliky Alhasani. Saya nggak tau apa yang dimaksud sama beliau. Tapi dengan kefahaman saya yang masih dangkal, saya hanya bisa mengiyakan kata-kata beliau itu. surga emang nggak gratis. Kalo mau masuk surga ya musti ada persyaratan ini itu.. ga Cuma-Cuma gitu loh. dan nggak tau kenapa, denger kata indah beliau itu saya jadi ingat ayat ke 111 dari surah Attaubah. Yang artinya adalah: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Alqur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” 2. Innama anta birruhi la biljasadi insanu (sesungguhnya kamu dikatakan manusia dengan jiwamu, bukan dengan badanmu) Kalo ini saya nggak tau perkataan siapa. Saya taunya dari Baba aja. Hehe.. alasannya, ya emang kayak gitu adanya :D ya, sekarang katakan aja deh, apa gunanya badan ini kalo nggak ada jiwanya. Emang saya orang mati? Hehe. Jadi ya.. kalo saya dikatakan manusia dengan jiwa saya, berarti saya harus punya jiwa yang baik. Kan “bangunlah jiwanya” dulu baru “bangunlah badannya” :D :D bedanya, jiwa saya nggak Cuma bangun “untuk Indonesia Raya” doang, tapi juga untuk Islam dan Akhirat nanti. insya Allah :))) 3. Taslithuddin 'alal waqi' fa yughoyyiruh, ma huw taslithul waqi' 'aladdin fa yughoyyiruh (memberdayakan agama untuk merubah keadaan, bukan memberdayakan keadaan untuk merubah agama) Ini saya juga nggak tau perkataannya siapa. Lagi-lagi saya dapet dari Baba.. *yaiyalah secara, dapet dari siapa lagi coba kalo enggak dari Baba, Hehe* jadi saya denger kata-kata ini pas hari selasa, tepatnya pas lagi pengajian kitab Al-Bukhary. Jadi lagi, ini Baba nerangin kalo dalam kehidupan, seharusnya agama yang mampu merubah keadaan, bukan keadaan yang merubah agama. Contohnya gini, saya lagi ‘pengen pacaran’ *Cuma contoh loh, contoh! :D* tapi agama nggak ngebolehin buat pacaran, padahal ‘tuntutan zaman’ udah bekata “Hare Gene Ga Punya Pacar?? Hellooowwww...???” Dari sini, saya harus mengalahkan keadaan yang udah terlanjur ngomong kayak begituBukannya malah berdalih dengan yang enggak-enggak, lalu agama dikalahkan dengan keadaan ntu, hingga akhirnya ada istilah yang miris dan bener-bener nggak bener: Pacaran Islami.. Allah yahfadzna min syarri dzalik 4. Al'ilmurrosikh wan naf'u linnas (Ilmu yang menancap –dihati- dan bermanfaat bagi manusia) Hehe, saya nggak tau juga ini kata-kata siapa, tetep denger dari Baba :D. Baba sering banget bilang gitu, biar kami santrinya ini semangat dan giat dalam mendalami ilmu agama. Cuz ilmu yang mancep dihati itulah yang bener-bener dinamakan ilmu, yang bisa menjadikan pemiliknya bergelar alim *tapi gelar bukan tujuan kami* tapi kalo Cuma mancep doang, nggak ada gunanya juga kale. Jadi ilmu yang mancep, harus bisa mengantarkan kami menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. itulah, tujuan utama Baba dalam mencetak generasi.. al’ilmurrosikh wan naf’u linnas :)) 5. Irodatuna yajibu an tamsyi waro-a 'aqidatina ma hiy 'aqidatuna tamsyi waro-a irodatina (kehendak kita harus berjalan dibelakang aqidah kita, bukan aqidah kita berjalan dibelakang kehendak kita) Yang saya tau dari kata-kata ini, Cuma komentar Baba tentang kebanyakan orang sekarang. Dan saya nggak tau juga sebenernya kata-kata siapa :D :D *duuh malu :”> :D :D* jadi Baba lagi ngebentengin santri-santrinya. Kan sekarang ini banyak banget, orang yang aqidahnya berjalan dibelakang kehendaknya. Jadi kehendaknya gini, lalu aqidahnya ikutan gini. Katakanlah, mereka yang Cuma asal-asalan menafsiri Alqur’an dan Hadits. Mereka bilang kalo tafsirnya Alqur’an dan Hadits itu gini, seperti aqidah mereka. Padahal tafsir sesungguhnya nggak kayak gitu. Nah ini kan nggak bener. Bisa ngerusak agama ni. Makanya biar kehendak santrinya tetep berjalan dibelakang aqidah, dengan arti santri itu ‘iya’ begitu aja dengan aqidahnya, meskipun kehendaknya nggak seperti aqidah yang dianutnya, makanya Baba ngeluarin kata-kata itu.. makanya saya seneng sama kata-kata itu. Hehe 6. Idza kanatinnufusu kibaro ta'ibat fi murodihal ajsamu (jika jiwa itu besar, maka jisim akan lelah dalam keinginannya) Lagi-lagi denger dari Baba :D jadi kalo kata ini tu, gampangnya pantang menyerah untuk menggapai cita-cita kali ya? hehey.. kan kalo cita-cita saya gini, dan cita-cita itu kuat, saya pasti bakal berusaha sekuat tenaga biar cita-cita saya tercapai. Enggak peduli, seberapa susah buat ngewujudinnya itu, enggak peduli capeknya kayak gimana, yang penting cita-cita saya kabul! Hehe.. biasa sih, tapi yang ngebuat saya seneng banget sama kata-kata itu, setelah Baba neranginnya, Baba ngelanjutin kayak gini “lalu cita-cita kita apa? Cita-cita kita adalah bahagia dunia akhirat. Dan bahagia dunia akhirat tidak didapatkan dengan bermalas-malasan, tapi denga giat beribadah dan memperbanyak amal sholih.” :)) 7. La 'aisya illa 'aisyul akhiroh (tiada kehidupan kecuali kehidupan akhirat) Pada perang Khandaq itu, para Sahabat Muhajirin dan para Sahabat Anshar menggali parit dan memikul pasir-pasir itu dibelakang punggung mulia mereka. Kemudian mereka berkata: Nahnu alladzina baaya’u Muhammada, alal Islam / alal Jihad ma baqaina abada (kami adalah orang-orang yang telah membai’at kepada Muhammad, atas Islam / Jihad selagi kami hidup, selama-lamanya) kemudian, Rasulullah menjawab pada Sahabat-sahabat mulia itu: Allahumma innahu la khaira illa khairul akhirah, fa Baarik fil Anshari wal Muhajirah (ya Allah, sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka berkahilah para sahabat Anshar dan Muhajirin) –HR. Bukhary, dari Anas bin Malik. Riwayat lainnya datang dengan teks “la ‘aisya illa ‘aisyul akhiroh”. Jadi, kata-kata yang akhirnya dijadiin Baba buat motto pesantren kami, Nurul Anwar itu, adalah cuplikan dari hadits Rasul. Yang mana memang tiada kehidupan kekal dan abadi kecuali kehidupan akhirat kelak. Karena itu, hidup di dunia tidak ada artinya, sebab kehidupan sebenarnya adalah kehidupan akhirat. So, hayyyuuuuk sama-sama mikirin masa depan kita disana nanti, hayyuuuk sama-sama berusaha buat kehidupan disana nanti. La ‘aisya illa ‘aisyul akhiroh! :)) 8. Innama yu'roful haqqu bir rijal fa yajibu ittiba'uhum idza kana yajibu ittiba'ul haqq (sesungguhnya kebenaran dimengerti dari para Ulama’, maka mengikut kepada Ulama’ adalah wajib apabila wajib mengikuti kebenaran) Dapet kata-kata ini dari Baba juga pas ngaji kitab Al-Bukhary. Tapi saya lupa waktu itu ngomongin apa ya. hehee.. Cuma, sekarang ini cukup banyak yang bilang “harus menegakkan kebenaran”, tapi yang bilang gitu nggak mau ngikut Ulama’. –ironisnya, malah banyak juga yang menyatakan dirinya sebagai Ulama’- ya sama aja kan ya? padahal yang bener-bener ngerti kebenaran kan para Ulama’ yang alim-alim itu, bukan saya. Bukan kita. Ilmu kita seberapa sih dibanding mereka-mereka? Jadi, gimana bisa negakin kebenaran kalo nggak mau deket sama Ulama’ yang tau kebenaran itu? semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai Ulama’ dan mengikut pada mereka 9. Imsyi zayyannas (Berjalanlah seperti halnya manusia biasa) Baba lagi Baba lagi. Hehee.. Alhamdulillah ya, saya dapet ilmu banyak dari Baba :)) kalo nasehatin santri-santrinya, Baba sering bilang seperti itu. imsyi zayyannas, manusia biasa itu tidak sombong, manusia biasa itu tidak berbuat yang aneh-aneh, ga neko-neko. Kalau ada yang sombong, berbuat aneh-aneh, neko-neko dan lain sebagainya, maka itu bukan manusia biasa, itu manusia abnormal kali ya :D. Ya.. lagian dengan berjalan seperti halnya manusia biasa saya bakalan seneng dan anteng kok, hidup tanpa beban dan tanpa musuh Hehe 10. Al'ilmu ma-tiy ma huw atin (Ilmu itu di datangi, bukan mendatangi.) Kalo ini perkataan Imam Malik bin Anas.. saya suka, soalnya seharusnya emang kudu gitu. Jadi sekarang ini kan lumayan banyak, yang pengen belajar agama, tapi enggak mau datang ke Ulama’nya, malah Ulama’nya yang disuruh ke rumah si orang yang pengena belajar ntu. Kan nggak etis hehey.. seharusnya kalo pengena belajar agama ya doski musti ke tempat sang Ulama’, bukannya sang Ulama’ yang datang ke rumahnya.. ya untung aja ya, saya anaknya Baba sendiri. Jadi saya yang pengen mendalami ilmu agama ini nggak usah nyuruh-nyuruh Baba dateng ke rumah segala, orang saya kan serumah ama Baba. Hahaha :D :D 11. La ya’riful fadhla li dzawil fadhli illa dzawuh (Tidak ada yang bisa mengerti jasa orang lain kecuali orang yang layak menerima jasa) Yah, nggak tau lagi deh ini perkataannya siapa. Cuma tau dari salah satu Ulama’ gitu aja Hehe. Saya suka kata-kata ini karena orang yang ngerti jasa itu –menurut saya pribadi- bener-bener orang. Yah, secara idup di dunia ntu nggak bisa seorang diri, gitu. Pasti dapet jasa-jasa orang lain. Nah kalo dapet jasa terus nggak bisa ngerti jasanya kan, seolah-olah dia nggak tau terimakasih. Iya nggak? Jadi begitu saya denger kata-kata ini saya merasa kalo ada yang membela saya. Heheheee.. :D :D Wa ‘ala kulli haal, saya nggak Cuma suka kutipan ini doang. Tapi juga berharap, semoga mendapat “al’ilmurrosikh wannaf’u linnas.” dengan “al’ilmu ma’tiy ma huw atin.” juga “innama yu’roful haqqu birrijal fa yajibu ittiba’uhum idza kana yajibu ittiba’ul haqq.” Dan bisa benar-benar “Imsyi zayyannas.” dengan “taslithuddini alal waqi’ fa yughoyyiruh ma huw taslithul waqi’ aladdin fa yughoyyiruh.” serta “aqidatuna yajibu an tamsyi waro’a aqidatina ma hiy aqidatuna tamsyi waro’a irodatina.” Dan tak lupa “la ya’riful fadhla li dzawil fadhli illa dzawuh.” Sebab “innama anta birruhi la biljasadi insanu.” Dan “la aisya illa aisyul akhiroh.” Hingga akhirnya mendapatkan ridhoNya yang berbuah surga, yang mana ia adalah “aljannah ma hiy balasy.” :))) Wabillahittaufiq :))

Dibalik Kutipan Favorit Saya #2

Whuaa.. kutipan favorit saya bertambah lagi..!! Habisnyaaaa.. hampir tiap hari dapet kata-kata bagus sih, yang menggugah jiwa saya yang tengah rapuh ini hehee.. well, inilah kutipan terbaru yang menjadi favorit saya: ¤ annajib la yanjub wa idza najaba yafuq ¤ aljaza min jinsil amal ¤ ats-tsawab bi qadri ta'ab ¤ ma utiya 'alimun 'ilman illa wa huwa syaabb ¤ al'aqil man i'tabara bima ra-a wa itta'azha bima sami'a ¤ alwaqtu kassaif in lam taqtha'hu yaqtha'ka ¤ innal kalama lafil fu-adi wa innama ju’ilallisanu dalila To the point aja yaa.. *ikh, kayak surat jadul ni :D :DD 1. Annajib la yanjub wa idza najaba yafuq (seorang yang hebat tak melahirkan orang yang hebat pula, dan apabila melahirkannya maka anak itu akan melebihi ia) Dan seperti biasa, saya nggak tahu ini kata siapa dan hanya tau dari Baba, hahaha. So, saya pingin jadi anak yang melebihi orang tuanya. Apakah saya bermaksud untuk durhaka? Bukan. Tapi Baba dan Ummi serentak berkata pada saya “Baba dan Ummi ingin anak-anaknya nanti bisa melebihi Baba dan Ummi.” Intinya, saya ingin menjadi anak yang mengabulkan harapan orang tuanya :) Baba dan Ummi bagi saya adalah seorang yang hebat, dan keinginan Baba dan Ummi agar anak-anaknya menjadi hebat, maka saya ingin jadi orang yang hebat! Hebat dunia juga hebat akhirat, seperti halnya Baba dan Ummi :) 2. Aljaza min jinsil amal (pembalasan sesuai dengan perbuatan) Lebih simpelnya, hukum karma itu berlaku. Hehe.. saya menyukainya, sebab dari kutipan itulah saya belajar untuk mengontrol hidup. Belajar untuk berbuat baik, berkata baik dan meninggalkan segala yang buruk. Agar saya tidak terkena hukum karma. Yaaa... siapapun kan nggak mau kena hukum karma ya. iya kalo hukum karmanya itu baik, tapi kalo enggak? Eh tapi ada nggak sih hukum karma yang baik itu..? hihihi.. ya intinya kayak gitu deh. Kalo saya nggak mau di sakiti berarti saya nggak boleh menyakiti. Kalo saya nggak suka disalahi berarti saya nggak boleh menyalahi. Kalo saya nggak pengena kena hukum karma, berarti saya musti jalan yang lurus-lurus aja. Imsyi zayyannas huehehe.. 3. Ats-tsawab bi qadri ta’ab (pahala seukuran kecapaian) Jadi.. kalo sholat dhuhahnya delapan rakaat kan pasti pegel tuh, nah sejauh mana kita pegel, maka sejauh itulah pahala yang bakal kita dapat. Tapi.. sebenernya pahala bukan tujuan saya. Saya nggak nyari pahala dalam beramal, saya hanya mencari ridha Allah. Tapi apa guna saya ingin mendapat ridha Allah tapi tak mau bercapai-capai dalam beribadah? Masa iya saya harus melulu manis di bibir? Oh no! Jadi kutipan ini harus menjadi pendorong bagi saya untuk tak mengenal lelah, letih dan capai dalam beribadah, dalam beramal. Agar saya mendapat ridhaNya! Sebab apalah guna pahala kalo saya nggak dapet ridhaNya? Kata orang jawa sih, “muspro..” heheyy.. 4. Ma utiya 'alimun 'ilman illa wa huwa syaabb (seorang Alim tidak diberi ilmu kecuali saat ia masih muda) Iyap, betul banget kan. Para Ulama’-ulama’ besar itu memulai bertualang dalam dunia ilmu sejak beliau masih muda belia. Bukan pas udah sepuh, bukan. Nah, saya sebagai santri yang pengen jadi hebat, berarti musti giat belajar mulai sekarang. Mumpung masih muda, getu. Dengan memulai dari sekarang, maka nantinya akan menjadi al’ilmurrosikh wannaf’u linnas. Semoga :) 5. Al’aqil man i’tabara bima ra-a wa itta’azha bima sami’a (orang yang berakal adalah orang yang mengambil hikmah atas apa yang ia lihat, dan mengambil pelajaran atas apa yang ia dengar) Yang ini juga penyemangat bagi saya. Jadi agar akal saya ini nggak sia-sia, berarti saya harus menggunakannya dengan baik. Secara saya manusia gitu, saya bukan hewan. Jadi saya nggak boleh begitu aja menyia-nyiakan akal yang sudh di beri sama Allah (Alhamdulillah ya, kita di ciptain jadi manusia :)) nah cara menggunakan akal itu kan banyak ya, salah satunya mengambil hikmah atas apa yang saya lihat. Saya nggak boleh jadi orang “buta”, jadi harus jadi orang yang bisa membaca situasi. Ga Cuma baca doang tapi bisa ngambil hikmahnya. Plus dari semua yang saya dengar, saya harus bisa ngambil pelajaran. Kalo saya nggak bisa ngambil hikmah dan pelajaran berati emang bener-bener dah saya ini blo’on. Oh no, saya ga mau jadi blo’on seumur hidup. So, mulai saekarang saya harus belajar untuk menggunakan akal saya. Ga Cuma menjadikannya sebagai hiasan doang. Ya ga? Doain ya :D :DD 6. alwaqtu kassaif in lam taqtha'hu yaqtha'ka (waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya, maka dia akan memotongmu) Kalo ini saya suka biar saya waspada. Biar saya bisa ngatur waktu sebaik mungkin. Bagaimanapun juga, waktu itu berjalan dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Sedangkan saya, saya tidak memiliki waktu tapi saya berada dalam waktu. Nah kalo saya nggak bisa ngatur waktu dengan baik, siapa coba yang rugi? Masa kamu? Jelas nggak mungkin lah yaw. Pasti yang rugi ntu saya sendiri. Jadi saya harus belajar menghargai waktu. Waktu itu berjalan secepat awan. Waktu itu datang dengan segala yang ada di dalamnya. Saya nggak tau besok ada apa, nanti ada apa, dan kapan-kapan ada apa. Nah biar saya nggak nyesel di besok-besok, nanti-nanti dan kapan-kapan (ceilah :D) berarti saya harus pandai memanfaatkan waktu bukan? Lagipula waktu yang lewat nggak akan kembali. So, fastabiqul khairat, intinya Hehe.. 7. innal kalama lafil fu-adi wa innama ju’ilallisanu dalila (sesungguhnya ucapan berada dalam hati, sedangkan lisan diciptakan hanya sebagai bukti) Yoi. Semua yang kita ucapkan pasti udah ada dihati sebelumnya. Ya nggak? Ya doooongg... (maksa xD) kutipan ini juga biar saya waspada. Jadi gini loh, kata hati itu kan mempunyai 4 sumber. Dari nafsu, dari setan, dari Malaikat dan dari Allah (Ilham maksudnya) nah pastinya kalo dari nafsu sama setan itu kan jelek-jelek. Kayak mengumpat-umpat, omong kotor, yang nggak baik.. begitu. Dan kalo dari Allah sama Malaikat udah pasti baik-baik. So, saya harus bisa memilih ucapan sebelum mengeluarkannya. Saya harus hati-hati, nggak asal keluar aja (istilah jawanya sih “angger njeplak” hahaha) kalo itu dari Allah dan Malaikat, maka saya boleh mengucapkannya. Tapi kalo sekedar dari nafsu dan setan? Oh berarti saya harus menyimpannya dan nggak usah mengkutinya. Hamdalaaah... selesai juga catatan saya kali ini. Ya moga aja bermanfaat dan nggak menyinggung perasaan banyak fihak ya. (kalo menyinggung mohon dimaafin laah.. kamu baik deh hihihihi...) Wa ala kulli hal, setiap hari kita musti jadi lebih baik dari kemarin. (nyambung nggak ya?) dalam segala hal terutama dalam mencari ridhaNya. Wabillahittaufiq :)

Whta the Meaning of Jihad?

Jihad bukanlah upaya pergerakan yang berdasarkan perlawanan. (sebab itu bisa merusak Islam dan Jihad itu sendiri) Tetapi Jihad -yang di ajarkan oleh Rasulullah kepada para Sahabatnya dan yang difahami oleh para Sahabat- adalah Ibadah yang Agung yang berkaitan dengan keberadaan orang Islam kepada Allah-nya, yang di tempuh dengan kekhusyu'an, meminta pertolongan Allah dan selalu memperbanyak Ibadah. Inilah Jihad yang sesungguhnya! #diambil dari kitab Fiqhussirah karya Dr. Said Ramadhan Albuthy

Hasil Mengaji :)

Parengan, 14 November 2011 Kita sudah tidak mendapat kemuliaan bertemu dengan Rasulullah. Karena itu jangan nodai dengan akhlaq-akhlaq yang tidak layak dalam perjuangan. Baca sirah Rasulullah, beliau sangat sejuk dan lembut. Beliau lentur dan tidak keras Karena itu praktekkan hasil mengaji, jangan cuma teori. Apalagi jika sampai mengakibatkan perpecahan. Munculkan kesejukan dalam pergaulan dan perjuangan Walidy wa Murobbi Ruuhy, Baba Aly Imron Muhammad -seusai ta'lim ammah ba'da zhuhur kitab Fiqhus Sirah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallama (Dr. Muhammad Said Ramadhan Albuthi)

Batita Balita

Jujur aja, awalnya saya agak keberatan nulis catatan ini :D secara minat menulis saya lagi mengendur gitu. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi ternyata boleh juga tu di tulis. Itung-itung berbagi pengalaman lah hehe Jadi ceritanya temen saya –kak Lul Mustafa- ngewall saya minta share cara Ummi mendidik anaknya usia batita sampai balita. Waktu itu sih, saya spontan bales wallnya dengan kata-kata “wah saya nggak tau gimana cara didiknya kak, syaa nggak inget” :D :D eeh.. kak Lul nggak nyerah ternyata, kak Lul minta saya tanya gitu ke Ummi. Hemmm.. saya bilang aja lagi banyak kerjaan dan jarang Online –emang kayak gitu kenyataannya- tapi seperti di atas, boleh juga tu di tulis. Itung-itung berbagi pengalaman lah hehe –copy paste :D :D Oke, buat kak Lul, sebelumnya saya minta maaf ya udah nolak permintaan kak Lul. Sekarang saya okein deh. ni buktinya, hasil wawancara singkat saya sama Ummi –nggak sampe 15 menit soalnya hehe-.. Cuma agak melebihi batas nggak papa ya, kan katanya kak Lul mulai batita sampe balita tu, tapi disitu ada sampe 7 tahun :D :DDD -ooo- Sebelum mulai nomor satu dan seterusnya, jawaban pertama Ummi ketika saya tanya bagaimana cara mendidik anak usia batita-balita adalah “semua keperluan anak Ummi sendiri yang menangani, baik soal mandi, makan dan lain-lain, Ummi tidak menyerahkannya pada siapapun.” Yaaah.. mungkin untuk membangun kedekatan antara Ibu dan Anak plus biar Anaknya nurut sama sang Ibu ya, makanya langkah awal adalah melayani semua keperluan anak seorang diri tanpa bantuan orang lain! Gitu. Cuma mungkin tapi, saya kan belum jadi Ibu. Hehe.. lanjut 1. Ketika anak udah bisa merangkak Biasanya kalo anak merangkak kan senengnya tu makan apa aja yang dia liat. Di emut-emut gitu, sembarang dingah dimasuki mulutnya. Nah, pas saya bersodara udah bisa merangkak dan pengen ngemut-ngemut barang yang nggak bisa di makan, otomatis Ummi nyegah kami. Cuma bilang “ish, jijik, nggak baik.” –sebenernya saya heran, masih merangkak kok udah bisa dibilangi? Eh ternyata katanya Ummi anak segitu udah faham. Makanya mulai di didik biar nggak jorok. Mungkin begitu maksudnya Ummi nyegah anaknya ngemut-ngemut barang. Hehe 2. Ketika anak udah mulai bicara Kalo anaknya Ummi, mulai bicara pas usia 1 tahunan gitu. Udah manggil-manggil Baba, katanya Ummi. Hehe. Nah kalo kami udah bisa manggil Baba, Baba, gitu, sama Ummi kami diajari alif ba ta. Cuma diajari ngelafadzin alif ba tanya aja, sekedar bisa ngucapinnya aja gitu.. mungkin biar nanti kalo besar baca Alqur’annya tinggal lancar doang kali ya? hehe.. 3. Ketika anak udah mulai bermain Ini udah mulai masuk usia 2 tahunan. Bagi Ummi dan Baba, mainan itu sangat penting dan harus dipenuhi –tapi mainan sesuai usia- soalnya dengan mainan-mainan itu bisa mengasah pikiran dan kecerdasan anak. Tapi kami nggak dibiarin main sendiri, Ummi bahkan nunggu dan mengarahkan kami ketika kami bermain. Nah pas main-main inilah, Ummi mulai mengenalkan Allah pada kami, mulai mengajar kami menghafal surat-surat pendek. Kayak Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nas dsb. Gampangnya bermain dan belajar. Disitu Ummi Cuma ngasih satu ayat-satu ayat biar nggak bosen. Itu aja diulang-ulang sampe kami hafal 100% satu ayat entu, sekira udah hafal satu ayat, baru lanjut ke ayat seterusnya. Sampe selesai juz amma deh! Lalu seiring bertambahnya usia, Ummi mulai mendidik kami untuk beresin mainan-mainan kami dan mengembalikan pada tempatnya. Jadi kami didik untuk bertanggung jawab. Begitu. Tapi seinget saya Ummi ngebiarin kami mainan dengan apa adanya juga. Contohnya ni, dulu saya suka buat rumah-rumahan boneka dari kaset-kasetnya Baba. –Baba punya kaset banyak banget yang dibawa pulang dari Makkah-Madinah dulu- Disitu saya ditunggui juga sama Ummi, dan Baba diem aja tu kasetnya saya ubrak-abrik, bongkar sana-sini Cuma dibuat main rumah-rumahan. Paling Ummi sama Baba baru ngelarang kalo adik-adik saya mainin pita kasetnya doang :D :DD 4. Ketika anak memasuki usia 3 – 5 tahun Disini Ummi mengenalkan kami pada huruf-huruf. Alif ba ta, ABC dan 123. Jadi tadi waktu udah mulai bicara kan diajari ngelafadzin alif ba ta, nah sekarang di kenalin tulisannya. Kalo alif itu tulisannya gini, ba tulisannya gitu.. dan seterusnya. Begitu sampe usia 5 tahun, baru Ummi ngajarin kami nulis, ngajarin baca dan ngajarin berhitung. Sedikit demi sedikit aja, asal anaknya mau. Pas lagi mood gitu lah hehe. Jadi nggak pake acara maksa-maksain segala. Kalo kaminya nggak mau ya Ummi nurutin dulu. Nantiii.... Ummi ngajak lagi. Yah pokoknya semaunya anaklah, anak mau ya ayo, anak nggak mau ya oke :) Enaknya, pas sodara-sodara saya yang cowok masuk Sekolah Dasar, mereka udah pada bisa baca dan nulis. Alhamdulillah ya, sesuatu.. hehe 5. Ketika anak memasuki usia 6 – 7 tahun Nah, karena udah diajari baca, sekarang Ummi tinggal mendidik anaknya biar suka baca. Ummi beliin kami majalah anak-anak. Nanti diajari dari majalah itu juga, diajari membaca, mewarna, menghitung dsb. Pokoknya yang penting suka baca dulu lah. Makanya Ummi dan Baba seneng kalo liat kami rebutan majalah. Kan itu tandanya kami seneng baca, berarti didikannya Ummi dan Baba berhasil hehe. Lagipula dengan majalah kan bisa menambah pengetahuan. Kayak saya ini nggak sekolah, tapi seenggannya lah saya ngerti hal baru dari majalah itu. yang nggak ada di buku-buku IPA, IPS, MTK dll. Hehe.. –btw ntu majalah dari mulai kecilnya kakak pertama saya sampe sekarang udah tersusun rapi di rak gede. Yang udah di bundel maupun belom. Jadi bingung bacanya hehe- But! Nggak Cuma suka baca, tapi harus suka shalat berjama’ah. Masuk usia 7 tahun ni, Ummi Baba ngajakin kami shalat. Cuma ngajak loh, nggak pake perintah. Cuma dengan kata-kata “ayo shalat.” Makanya kami bakalan nangis kalo kami ngga shalat berjama’ah, secara kami ngerasa ditinggal dan nggak diperhatiin lagi gitu hueheee.. :D Di usia ini pula, Ummi ngebuatin kami jadwal waktu. Waktunya belajar jam segini, waktunya hafalan jam segitu, waktunya bermain nanti kalo udah beres semuanya. Hehe.. kenapa gitu? Tentu aja biar kami bisa mengatur waktu dengan baik dan waktu nggak sia-sia begitu saja :) 6. Ketika anak nggak mau makan, minta sesuatu dan mulai bandel Hahaha.. kayaknya saya nggak suka makan dari kecil ni ya :D :D katanya Ummi, dalam masalah makanan Ummi nggak maksa. Jadi kalo saya nggak mau tahu tempe ya udah, ganti telor. Kalo nggak mau telor ya udah ganti lainnya lagi. Kalo nggak mau makan yaudah dibiarin dulu, ntar dibujuk lagi. Kalo masih nggak mau, ah nanti kalo laper pasti bilang sendiri –itu Cuma saya, lainnya kaga :D :DD- Disamping ituuu... Yang namanya anak kecil juga suka minta ini minta itu, pengen beli ini pengen beli itu, begitu juga kami. Dan Ummi selalu nurutin apa yang kami minta, tapi nggak langsung seketika itu juga. Jadi contohnya kami minta beli mainan hari selasa, nanti selasa depan baru dibeliin. Weuh, lamanyaaa. pas saya tanya kenapa gitu jawabnya Ummi “untuk meredam nafsu.” Hah?! Saya kaget. Iya sih selama ini emang kayak gitu caranya Ummi sama Baba nurutin kemauan saya. Tapi saya nggak nyangka aja kalo didikan itu berlaku sejak saya masih kecil banget dan hampir nggak ingat semua itu. ckck.. komentar saya gini “ya Allah, Ummi.. masih kecil kok udah dididik meredam nafsu?” eh ternyata Ummi berwajah serius dua kali lipat. “tentu saja, ya memang seperti itu seharusnya.” Saya manggut-manggut. Ummi bener juga sih, belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu. Jadi untuk meredam nafsu pun harus dimulai sejak kecil biar kalo besar nggak susah-susah ‘adaptasi’ dan terbiasa serta melekat dihati. Ummi, love U full!!! Sekarang gimana kalo kami bandel? Apa yang diucapkan Ummi biar kami nggak bandel lagi? Ternyata Ummi nggak pernah bilang ‘jangan’ –bahkan sampai sekarang saya nggak pernah dengar Ummi bilang ‘jangan’ ke saya- Ummi Cuma bilang “itu nggak baik,”. Wah simpel banget, tapi manjur bin mujarab hehe 7. Ketika anak mulai suka main keluar Yah, mungkin udah pada punya temen, jadi bawaannya pengen keluar mulu kalo main. Pengen main sama temen-temen gitu. Secara selama ini Cuma main sama mainan-mainan di rumah, pengen cari suasana baru kali ya? hehe.. kalo kami udah mulai suka main keluar, Ummi nggak tinggal diem aja. Kemanapun pergi harus ada izin ke Ummi atau ke Baba. Tapi nggak semudah itu juga kalo main keluar, pesennya Ummi sama Baba –yang sampe sekarang masih terngiang di telinga saya kalo saya mau main ke tetangga- “nanti kalau sudah waktunya shalat, pulang.” So, istilahnya kami dididik buat jadi anak yang disiplin! -ooo- Haaah.. Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Cuma sekelumit sih, tapi semoga bermanfaat. Amin :) Catatan ini kan cara Ummi dan Baba mendidik anaknya dari 7 tahun ke bawah. Kalo pengen tau caranya Ummi sama Baba mendidik anak dari 7 tahun ke atas, bisa di baca di catatan-catatan jadul saya: Bagian Pertama :D sampe Bagian Ke.. berapa ya? lupa. Hahahaha.. Wa ‘ala kulli hal, dari wawancara singkat saya dengan Ummi saya jadi tahu, dalam mendidik anak di perlukan kesabaran yang besar dan tak ada kata capai apalagi menyerah. Dan tentu saja, mendidik anak tidak Cuma sekedar mendidik anak seorang diri, tapi harus dengan Allah. Yaitu dengan mendoakan anak agar menjadi anak yang sholih sholihat dan berbakti kepada orang tua. Semoga kita menjadi anak yang berbakti dan orang tua yang mendidik. Amiin Wabillahittaufiq :))

Cwe Cantik Versi Saya :DD

Ramadhan kemaren, alhamdulillah emang banyak banget remaja putri yang ikut ngaji di tempat saya. yaah.. meskipun mereka ngga bawa kitab sih, tapi ngga masalah kan kalo cuma dengerin aja? *ngga ada yang bakalan ngedosain mereka kok :D :D #nggapenting --" Nah, namanya juga remaja putri ya, apalagi dengan model pakean sekarang yang lagi ngetren yang kaya gini kaya gitu *tau ndiri lah maksud saya*, rata-rata mereka pada dandan ala begituan. sangar-sangar lah :D ada yang pake pasmina, jilbab gede, kerudung yang di jitet-jitet dan sembarang macam deh disitu, setelah saya perhatiin ternyata mereka ada yang cantik ada yang jelek.. *ups :Dv* tapi setelah saya perhatiin lebih teliti lagi, waw! semuanya ternyata cantik-cantik. ngga ada yang jelek. paling-paling cuma ngga secantik mereka yang cantik-cantik :DDv Soalnya ni.. setelah saya pikir-pikir kembali, ternyata yang ngebuat mereka cantik bukan parasnya, bukan warna kulitnya, bukan wajah tanpa bintangnya. tapi karena mereka semua memakai KERUDUNG iya, saya sadar juga, ternyata cewe berkerudung tu cantik banget. mereka cantik ngga cuma dari luar, tapi dalamnya juga.bayangin deh, mereka punya rambut yang pastinya mereka sayangi dan bisa mereka gerai untuk memperlihatkan keindahannya. tapi ternyata mereka lebih memilih tuk nurut perintah Allah. nah, mereka cantik banget kan? padahal mereka punya nafsu yang bisa aja mereka turutin tanpa pikir panjang. tapi mereka nggak peduli tuu.. waah.. saya seneng banget, temen-temen saya ntu ternyata cantik semua!! tapi agak sedih juga sih liat yang ngga secantik mereka yang cantik-cantik. yaitu kalo mereka pake kerudung tapi rambutnya kelihatan. dikit kek, banyak kek.. pokoknya kelihatan. haaa.. cantiknya jadi kurang sempurna deh, ngga kaya temennya yang beneran cantik-cantik ntuuu.. yaudah deh, saya ngga berhak ngecam mereka. doain aja yang baik, doa yang baik untuk mereka yang salah kan amar ma'rufnya hati. so, moga aja ya mereka yang ngga begitu cantik segera jadi cantik banget dengan kesempurnaan penutupan auratnya. katanya rambut itu mahkota.. nah kalo mahkota ya mustinya di jaga, ngga usah di pamerin, malah bikin yang lain sirik :D :DDD well. sebagai cewe, saya juga harus jadi cantik. saya harus nutup rambut saya dengan sempurna. ngga cuma setengah-setengah,, tul ngga? hehe.. doanya yaaa wabillahittaufiq :)) P.S : sesuai judul catatan, ini cuma cewe cantik versi saya. dan setiap orang mempunyai versinya masing-masing. jadi, cewe cantik versi kalian kaya gimana ni? :)

salam

mengucapkan salam tidak sekedar mengucapkan saja, tapi juga ada tuntutannya. Yaitu menyemarakkan keselamatan dan kedamaian antar sesama.. Assalamu'alaikum, teman :)

Shalat

shalat tu bukan ajang olahraga, apalagi cm dilakukan biar sehat. Shalat tu bentuk pengabdian diri pada Allah yg membawa kesehatan. Tp tetep aja, lakukan dg lillah, hanya karena Allah. Bukan karena yg lainnya