Minggu, 15 Mei 2011

Ma Ahla Ayyamana, Alngkah Indah hari-hariku!

Hmmm.. Jujur saja! Saya tidak tahu harus memulai dari mana, saya tidak tahu harus menulis dengan memakai gaya seperti apa. Tapi toh akhirnya inilah yang saya mulai dan inilah gaya tulis yang saya pakai.. :D

-ooo-

Bermula dari hari kamis yang lalu *12052011*

Hari itu saya tahu benar bahwa penulis besar indonesia yang sangat terkenal, bunda Pipiet Senja, akan memulai tour ke Jawa Timur.

Siang hari saya kirim SMS pada beliau dan meminta untuk mampir. Setelah beberapa kali SMS, akhirnya beliau menentukan hari Ahad tanggal 15 mei untuk ke rumah saya.

Oh! Tentu saja saya berbunga-bunga! Tidak terkira lagi kebahagiaan saya waktu itu. Bahkan rasanya saya tidak sabar lagi menanti hari itu datang. Saya ingin sekali mempercepat waktu agar saya bisa segera bertemu dengan bunda Pipiet Senja, salah satu penulis yang sangat saya kagumi *hei, saya termasuk dari penggemar berat beliau!*

Tapi apalah daya? Saya hanya bisa bersabar dan menjalani hari-hari seperti biasa untuk sampai pada hari Ahad tersebut. *dan saya sudah menduga bahwa hari itu akan menjadi hari yang sangat berkesan.*

Setelah itu kami tidak kontak lagi. Saya tinggal menunggu kabar dari beliau jika sudah pulang dari Madura.

-ooo-

Sabtu siang *14052011*, saya yang baru saja terbangun dari tidur siang sontak terbelalak kaget. Pasalnya saya dapati SMS masuk dan berbunyi:

"Iya nanda kami dalam perjalanan ke Surabaya nih, bolehkah ini langsung ke rumahmu saja ya, dan inap di lamongan? Waduh maafkan ya merepotkan."

Sudah, seketika itu juga saya mondar-mandir sambil berulang kali membaca SMS tersebut dengan ekspresi wajah tidak menentu. Bahkan saya tidak segera mengatakannya pada Ummi. Mungkin karena waktu itu ruh saya belum sempurna ya, di tambah dengan kabar yang mengagetkan, jadi saya bingung dan hanya bisa mondar-mandir. Istilah jawanya sih 'mumet-mumet mubeng-mungser' :DD..

Baiklah. Setelah ruh saya sempurna saya segera membacakan SMS bunda Pipiet pada Baba dan Ummi. Dan selanjutnya... Kami tinggal menunggu kedatangan beliau saja dengan tenang dan damai hehehe

Pukul 8 malam, kakak saya MHaC berangkat ke Pucuk bersama sepupunya, Nu'man, guna menjemput bunda Pipiet.

Lagi-lagi saya harus sabar menunggu. Tapi jujur, kali ini saya di sertai dada yang berdegup kencang. Dag-dig-dug tidak karuan. Saya mulai tidak percaya pada apa yang sedang terjadi. Benarkah saya akan bertemu dengan bunda Pipiet Senja berikut anaknya, teteh Adzimattinur Siregar?? *Ya Rabb, apakah saya mimpi??*

Dan tepat pukul 9.30, akhirnya saya yakin bahwa saya tidak mimpi. Saya bertemu dengan bunda Pipiet Senja, saya bertemu dengan Teteh Adzimattinur Siregar!

Ah, seketika saya tersadar, memang tidak ada yang sulit bagi Allah, apalagi untuk sekedar mempertemukan hambaNya.

Dulu saya berharap dengan harapan kosong, bisakah saya bertemu dengan bunda Pipiet Senja? Dan hari itu Allah menjawab harapan kosong saya: bisa!

*Maha Suci Allah dengan segala Kesempurnaan dan PemberianNya..*

Malam itu, bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur pun menginap di rumah saya. Sungguh suatu hal yang tak pernah terduga.

Lalu, apakah teman-teman tahu? Kesan pertama saya begitu bertemu dengan bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur adalah supel. Ya, beliau dan putrinya adalah orang yang supel dan ramah. Bahkan kami seperti orang yang sudah kenal bertahun-tahun, yang lama tidak bersua dan sedang melepas rindu. Padahal baru beberapa bulan saja kami kenal, itupun hanya lewat SMS, FB, Twitter, hehe :D

Dan saya tidak lupa percakapan pertama saya dengan teteh Adzimattinur:
"kamu yang di twitter itu?"
"iya,"
"ya ampuun.. Ternyata orangnya pendiem ya?!"

Ohoho.. Apakah sedemikian terlihatnya kalau saya ini pendiam? Sampai-sampai teteh Adzimattinur yang baru bertemu saya saja langsung bisa mengatakannya. Tapi jujur, waktu itu saya masih grogi. Ma'lum ya, pertemuan pertama dengan sang idola. Jadi otomatis mulut ini seperti terkunci. Keki berat hehe..

Tapi toh, akhirnya saya bisa ngobrol juga dengan bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur. Terbawa suasana yang beliau ciptakan dengan keakraban dan kehangatan. Saya sampai lupa pada grogi yang sempat menyergap saya hehe.

Bahkan pagi harinya *15052011*, kami sempat sersan, serius tapi santai. Entah apa saja yang kami bicarakan pagi hari itu. Mulai dari yang namanya majalah pesantren kami Addhiya' sampai yang namanya JIL. Hehe. Yang pasti, saya sebagai salah satu penggemar sangat bersyukur bisa berbincang cukup lama dengan idola saya. Suatu pagi yang memuaskan dan sangat berkesan! Apalagi dengan pelajaran-pelajaran yang bisa saya petik dari bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur

Dalam pembicaraan itu, bunda Pipiet juga bercerita tentang kehidupannya, tentang sakitnya yang harus membuat beliau tranfusi darah setiap 3 bulan. Dari situlah saya menangkap sosok bunda Pipiet yang begitu sabar, yang memiliki rasa syukur yang teramat besar, dan keimanan pada Allah yang sangat mantap dan begitu menancap di hati

Bagaimana dengan teteh Adzimattinur? Apakah saya juga berbincang dengannya?

Oh, saya bahkan ramai berdua dengannya, ma'lum ya, anak muda gitu hehe. Kami bertukar cerita keseharian yang relatif berbeda. Saya yang selalu dikurung di rumah tanpa boleh kemana-mana dan teteh Adzimattinur yang bisa kemana dan tidak terlalu terkurung. Sungguh, kami berdua adalah pribadi yang sangat berbeda. Tapi agaknya kami memiliki satu faham yang sama. *Betulkah kesimpulan saya ini, teh Zhizhii? :)*

Akhirnya, puncak pertemuan kami semakin terasa dengan workshop singkat dan dadakan yang di adakan pukul 7.30-9

Saya beserta santri putri di ruang tamu putri, sedangkan para santri putra di ruang tamu putra. Dimanakah bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur?

Aha, beliau berada di antara kami. Di ambang pintu *alafwuuu!* yang menghalangi santri putri dan putra untuk bertemu. Yang penting, baik santri putri maupun santri putra bisa mendengarkan dengan jelas semua pengarahan dan pelatihan kecil yang di sampaikan oleh bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur. *untuk isi workshop singkat dan dadakan ini, insyaAllah dinote selanjutnya :)*

Dan.. Waw! Disitulah kekaguman saya semakin bertambah, Semakin menjadi dan semakin meningkat!

Bunda Pipiet begitu terlihat bersahaja. Teteh Adzimattinur begitu terlihat kecerdasannya. Dan pada saat itu pula, terlihat betapa tawaddhu'nya ibu dan anak ini, MasyaAllah! *saya tak bisa menjelaskan lebih detail dan lebih rinci, tapi suatu saat jika teman-teman bertemu dengan beliau, maka teman-teman akan merasakan hal yang sama dengan saya.*

Saya tak bisa berkata apa-apa lagi. Yang saya rasakan hanya kebahagiaan dan kekaguman. Saya sangat bersyukur, karena saya *yang tidak pernah kemana-mana dan minim komunikasi* bisa bertemu dengan beliau dan meraup untung berupa ilmu yang sangat banyak sekali! Sungguh saya tak pernah menduganya!

Segala puji bagiMu, wahai Allah, Dzat yang Memberi sebelum di mintai..

Lalu seperti biasa, dimana ada pertemuan disitulah terdapat perpisahan. Pukul 9.30 bunda Pipiet dan teteh Adzimattinur berangkat pulang dari rumah saya. Dengan meninggalkan kenangan manis yang tak kan terlupa dan begitu berharga.. ah, semoga Allah segera memperjumpakan kita kembali. Baik di dunia ataupun kelak di akhirat nanti. Amiin :)

Akhir catatan, selamat ulang tahun bunda Pipiet Senja *1605*. Semoga usiamu selalu mendapat rahmat dan berkah dari Allah. Semoga jerih payahmu dalam menulis mendapat pahala yang besar dan selalu bermanfaat bagi kami. Barakallah fi umrikum, waAllahu yahfadzkum :))

-ooo-

Salam manis, penggemar 'kecil' : Lubabah Aly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar