Senin, 09 Mei 2011

Uthruhah, Laptop dan Setan

Diantara kurikulum belajar di tempat saya, setiap kelas mulai dari kelas 2 ibtida' sampai 3 mutawassith diberi tugas-tugas khusus di luar KBM.

Untuk kelas 2 dan 3 ibtida' serta 1 mutawassith tugasnya mudah. Hanya menerjamah kitab-kitab yang pernah dikaji dan memberikannya sedikit keterangan. Sedangkan untuk kelas 2 mutawassith tugasnya lebih mudah lagi, yaitu mencari hadits yang hurul awalnya alif sampai ya', atau hadits yang berbicara tentang puasa (contoh). Setiap anak mengumpulkan 10 hadits dan tidak boleh sama. Dan yang untuk kelas 3 mutawassith agak berat. Yaitu membuat tulisan. Kami menyebutnya Uthruhah (skripsi) tapi lebih tepat dikatakan esai :D

Temanya di tentukan oleh anak kelas itu sendiri. Begitu juga saya dan teman-teman. Tahun ini kami harus membuat Uthruhah karena kami sudah kelas 3 mutawassith.

Kami mengusung tema adab.

Saya mendapatkan bagian tema adab berteman.

Mulailah saya mencari marji' (sumber) dari yang namanya kitab Taisirul Khollaq, Ta'lim Muta'allim sampai kitab besar Ihya' Ulumiddin. Memang berat, tiba-tiba saya harus membuka kitab Tasawwuf itu tanpa belajar terlebih dahulu. Tapi saya berusaha, dan saya tidak sendiri. Ternyata Baba dan Ummi mendukung penuh dan menyemangati kesibukan baru saya itu. Setiap kata dalam kitab itu yang tidak saya fahami -dan itu sangatlah banyak- Baba dan Ummi akan segera menjelaskannya. (Alhamdulillah bini'matihi tatimmu sshalihat)

Saya tulis apa yang telah saya dapatkan dari marji'-marji' itu di laptop saya. Saya taruh saja calon Uthruhah saya itu pada dekstop. Tujuan saya hanya satu, agar saya ingat setiap saya menyalakan laptop. Saya beri nama word document calon Uthruhah saya dengan nama Bismillah InsyaAllah. Lagi-lagi dengan tujuan -dan harapan-, agar saya menulisnya tidak sendiri tapi dengan pertolongan Allah dan Ia mengabulkannya dengan menjadikan Uthruhah saya sebagai Uthruhah yang baik.

Pagi hari (03052011) saya menunjukkan video pada salah satu teman saya. Tapi belum sampai video itu selesai, tiba-tiba laptop saya not responding. Tak lama kemudian langsung error.

Saya tidak kaget, karena sudah ketiga kali ini laptop saya error. Bleng gitu deh

Sore hari saya baru 'mengeluhkan penyakit laptop saya yang sering kambuh' itu kepada 'dokter pribadi'nya, yaitu kakak saya sendiri (MHaC)

Seketika itu juga kakak saya langsung 'memeriksa'nya. Dan dia 'memvonis' bahwa ia harus segera di 'operasi'. Penginstallan ulang pun segera dilakukan olehnya.

Saya masih tenang-tenang. Tapi ketika saya mulai mengaji saya langsung ingat pada Uthruhah saya. -upaya jahat setan untuk membuat saya tidak konstrasi pada bacaan Alqur'an, huh-

Saat itu juga saya bingung. Ya Allah.. Uthruhahku!!

Tanpa memikirkan diri sendiri yang sedang mengaji, saya langsung mendatangi kakak saya -oh tidak, saya dikalah oleh setan..-

Ketika saya tanyakan bagaimana kondisi Uthruhah saya, kakak saya menggeleng. Oh! Secepat kilat saya faham bahwa Uthruhah saya tidak selamat!

Haaahh.. Saya lemas. Saya kembali ke kamar lagi

Tidak, saya tidak boleh merasa sedih. Karena saya ingin menang dari setan. Seketika itu juga saya kembalikan semuanya pada Allah.

Ya ya ya, Uthruhah saya tidak selamat. Tapi inilah kehendak Allah. Allah sudah mengatur semuanya dengan baik. Mungkin Allah ingin menguji kesungguhan saya dalam membuat Uthruhah. Mungkin juga Allah sedang menguji sampai dimana kesabaran dan kepasrahan saya kepadaNya. Ketika Uthruhah saya itu 'diambilNya kembali', Allah ingin tahu, apakah saya akan segera mengingatNya atau akan berlarut-larut dalam kekecewaan dan kesedihan? Apakah saya akan segera kembali pada Allah atau bahkan masih dalam pengaruh jahat setan?

Lagipula, Uthruhah itu melayang karena kesalahan saya sendiri. Saya menaruhnya di C:, padahal kakak sudah memperingatkan agar tidak menaruh apa-apa di C:

Jadi wajar sekali Allah mengambilnya karena saya tidak bisa menjaganya dan tidak peduli pada peringatan kakak saya

Saya tersenyum. Entah mengapa kesedihan itu tiba-tiba hilang. Saya bahkan tersenyum dan tertawa.

Ah, saya merasakan betapa teduh dan sejuknya hati bila menyandarkan dan mengembalikan semuanya pada Allah.

Saya teringat Baba dan Ummi yang selalu menasihati agar semuanya dikembalikan pada Allah ketika tertimpa musibah. Karena dengan mengingat Allah hati akan terasa bahagia. Semua akan terasa ringan karenanya. Dan ia tak kan merasakan kekecewaan sama sekali..

Dari sini saya mulai belajar, jika terjadi sesuatu, baik menyenangkan atau tidak, saya harus bisa mengembalikannya pada Allah. Saya harus selalu mengingat Allah dalam keadaan senang maupun susah. Dengan begitu, saya tidak akan kalah lagi oleh setan. Sedangkan setan adalah musuh terbesar saya. Musuh bebuyutan yang tak henti-hentinya menyerang saya

Dan apapun yang terjadi, pasti ada hikmahnya. Meskipun saya belum mengetahui hikmah semua itu. Yang jelas, terkadang suatu hal baik menurut saya tapi tidak menurut Allah, buruk menurut saya tapi tidak menurut Allah. Allah yang Maha Mengetahui, Allah Sang Pengatur Semesta. Karena itu bagaimanapun caranya saya akan tetap berusaha untuk menjadi hamba yang pasrah seutuhnya. Sesulit apapun itu saya akan tetap berusaha.. Dan saya bertekad untuk tidak terus-menerus kalah dari setan. Saya harus menang dengan pertolonganNya..

Akhir catatan, semoga kita dijadikan hamba yang senantiasa bisa mengingatNya, dalam senang ataupun susah. Amin bijahi Sayyidil Mursalin

Wabillahittaufiq :)

p.s: untung aja Uthruhah saya baru 3 page :DDD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar