Selasa, 29 November 2011

Dibalik Kutipan Favorit Saya #2

Whuaa.. kutipan favorit saya bertambah lagi..!! Habisnyaaaa.. hampir tiap hari dapet kata-kata bagus sih, yang menggugah jiwa saya yang tengah rapuh ini hehee.. well, inilah kutipan terbaru yang menjadi favorit saya: ¤ annajib la yanjub wa idza najaba yafuq ¤ aljaza min jinsil amal ¤ ats-tsawab bi qadri ta'ab ¤ ma utiya 'alimun 'ilman illa wa huwa syaabb ¤ al'aqil man i'tabara bima ra-a wa itta'azha bima sami'a ¤ alwaqtu kassaif in lam taqtha'hu yaqtha'ka ¤ innal kalama lafil fu-adi wa innama ju’ilallisanu dalila To the point aja yaa.. *ikh, kayak surat jadul ni :D :DD 1. Annajib la yanjub wa idza najaba yafuq (seorang yang hebat tak melahirkan orang yang hebat pula, dan apabila melahirkannya maka anak itu akan melebihi ia) Dan seperti biasa, saya nggak tahu ini kata siapa dan hanya tau dari Baba, hahaha. So, saya pingin jadi anak yang melebihi orang tuanya. Apakah saya bermaksud untuk durhaka? Bukan. Tapi Baba dan Ummi serentak berkata pada saya “Baba dan Ummi ingin anak-anaknya nanti bisa melebihi Baba dan Ummi.” Intinya, saya ingin menjadi anak yang mengabulkan harapan orang tuanya :) Baba dan Ummi bagi saya adalah seorang yang hebat, dan keinginan Baba dan Ummi agar anak-anaknya menjadi hebat, maka saya ingin jadi orang yang hebat! Hebat dunia juga hebat akhirat, seperti halnya Baba dan Ummi :) 2. Aljaza min jinsil amal (pembalasan sesuai dengan perbuatan) Lebih simpelnya, hukum karma itu berlaku. Hehe.. saya menyukainya, sebab dari kutipan itulah saya belajar untuk mengontrol hidup. Belajar untuk berbuat baik, berkata baik dan meninggalkan segala yang buruk. Agar saya tidak terkena hukum karma. Yaaa... siapapun kan nggak mau kena hukum karma ya. iya kalo hukum karmanya itu baik, tapi kalo enggak? Eh tapi ada nggak sih hukum karma yang baik itu..? hihihi.. ya intinya kayak gitu deh. Kalo saya nggak mau di sakiti berarti saya nggak boleh menyakiti. Kalo saya nggak suka disalahi berarti saya nggak boleh menyalahi. Kalo saya nggak pengena kena hukum karma, berarti saya musti jalan yang lurus-lurus aja. Imsyi zayyannas huehehe.. 3. Ats-tsawab bi qadri ta’ab (pahala seukuran kecapaian) Jadi.. kalo sholat dhuhahnya delapan rakaat kan pasti pegel tuh, nah sejauh mana kita pegel, maka sejauh itulah pahala yang bakal kita dapat. Tapi.. sebenernya pahala bukan tujuan saya. Saya nggak nyari pahala dalam beramal, saya hanya mencari ridha Allah. Tapi apa guna saya ingin mendapat ridha Allah tapi tak mau bercapai-capai dalam beribadah? Masa iya saya harus melulu manis di bibir? Oh no! Jadi kutipan ini harus menjadi pendorong bagi saya untuk tak mengenal lelah, letih dan capai dalam beribadah, dalam beramal. Agar saya mendapat ridhaNya! Sebab apalah guna pahala kalo saya nggak dapet ridhaNya? Kata orang jawa sih, “muspro..” heheyy.. 4. Ma utiya 'alimun 'ilman illa wa huwa syaabb (seorang Alim tidak diberi ilmu kecuali saat ia masih muda) Iyap, betul banget kan. Para Ulama’-ulama’ besar itu memulai bertualang dalam dunia ilmu sejak beliau masih muda belia. Bukan pas udah sepuh, bukan. Nah, saya sebagai santri yang pengen jadi hebat, berarti musti giat belajar mulai sekarang. Mumpung masih muda, getu. Dengan memulai dari sekarang, maka nantinya akan menjadi al’ilmurrosikh wannaf’u linnas. Semoga :) 5. Al’aqil man i’tabara bima ra-a wa itta’azha bima sami’a (orang yang berakal adalah orang yang mengambil hikmah atas apa yang ia lihat, dan mengambil pelajaran atas apa yang ia dengar) Yang ini juga penyemangat bagi saya. Jadi agar akal saya ini nggak sia-sia, berarti saya harus menggunakannya dengan baik. Secara saya manusia gitu, saya bukan hewan. Jadi saya nggak boleh begitu aja menyia-nyiakan akal yang sudh di beri sama Allah (Alhamdulillah ya, kita di ciptain jadi manusia :)) nah cara menggunakan akal itu kan banyak ya, salah satunya mengambil hikmah atas apa yang saya lihat. Saya nggak boleh jadi orang “buta”, jadi harus jadi orang yang bisa membaca situasi. Ga Cuma baca doang tapi bisa ngambil hikmahnya. Plus dari semua yang saya dengar, saya harus bisa ngambil pelajaran. Kalo saya nggak bisa ngambil hikmah dan pelajaran berati emang bener-bener dah saya ini blo’on. Oh no, saya ga mau jadi blo’on seumur hidup. So, mulai saekarang saya harus belajar untuk menggunakan akal saya. Ga Cuma menjadikannya sebagai hiasan doang. Ya ga? Doain ya :D :DD 6. alwaqtu kassaif in lam taqtha'hu yaqtha'ka (waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya, maka dia akan memotongmu) Kalo ini saya suka biar saya waspada. Biar saya bisa ngatur waktu sebaik mungkin. Bagaimanapun juga, waktu itu berjalan dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Sedangkan saya, saya tidak memiliki waktu tapi saya berada dalam waktu. Nah kalo saya nggak bisa ngatur waktu dengan baik, siapa coba yang rugi? Masa kamu? Jelas nggak mungkin lah yaw. Pasti yang rugi ntu saya sendiri. Jadi saya harus belajar menghargai waktu. Waktu itu berjalan secepat awan. Waktu itu datang dengan segala yang ada di dalamnya. Saya nggak tau besok ada apa, nanti ada apa, dan kapan-kapan ada apa. Nah biar saya nggak nyesel di besok-besok, nanti-nanti dan kapan-kapan (ceilah :D) berarti saya harus pandai memanfaatkan waktu bukan? Lagipula waktu yang lewat nggak akan kembali. So, fastabiqul khairat, intinya Hehe.. 7. innal kalama lafil fu-adi wa innama ju’ilallisanu dalila (sesungguhnya ucapan berada dalam hati, sedangkan lisan diciptakan hanya sebagai bukti) Yoi. Semua yang kita ucapkan pasti udah ada dihati sebelumnya. Ya nggak? Ya doooongg... (maksa xD) kutipan ini juga biar saya waspada. Jadi gini loh, kata hati itu kan mempunyai 4 sumber. Dari nafsu, dari setan, dari Malaikat dan dari Allah (Ilham maksudnya) nah pastinya kalo dari nafsu sama setan itu kan jelek-jelek. Kayak mengumpat-umpat, omong kotor, yang nggak baik.. begitu. Dan kalo dari Allah sama Malaikat udah pasti baik-baik. So, saya harus bisa memilih ucapan sebelum mengeluarkannya. Saya harus hati-hati, nggak asal keluar aja (istilah jawanya sih “angger njeplak” hahaha) kalo itu dari Allah dan Malaikat, maka saya boleh mengucapkannya. Tapi kalo sekedar dari nafsu dan setan? Oh berarti saya harus menyimpannya dan nggak usah mengkutinya. Hamdalaaah... selesai juga catatan saya kali ini. Ya moga aja bermanfaat dan nggak menyinggung perasaan banyak fihak ya. (kalo menyinggung mohon dimaafin laah.. kamu baik deh hihihihi...) Wa ala kulli hal, setiap hari kita musti jadi lebih baik dari kemarin. (nyambung nggak ya?) dalam segala hal terutama dalam mencari ridhaNya. Wabillahittaufiq :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar