Kamis, 09 Juni 2011

Untukmu, Akang...

Aku hanya bisa diam terpaku, mendengar kabar yang tak pernah ingin ku dengar..



Baru saja aku bertemu dengan Pipiet Senja. dan aku harap, sesegera mungkin aku bertemu denganmu..



Akang, teringat kembali hari yang telah lalu. Saat kau mengomentari catatanku Penyakit yang Kambuh.



Teringat kembali hari yang telah lalu, saat kau membalas SMSku dan memberitahukan kondisimu.



Akang, yang tak kan pernah terlupa, saat kau tak bersedia ku panggil Ibu, bahkan hanya mau ku panggil Mbak. tetapi atas kesepakatan dari sebuah canda, yang akhirnya sejak saat itu hingga kini, ku memanggilmu Akang. dan kau memanggilku Kacung. sebuah panggilan yang tak pernah ada, di antara dua orang perempuan..



Akang, akulah Kacungmu, dan kaulah Akangku. Akang yang telah memberiku banyak ilmu, yang membuatku mengerti apa itu sabar.



Kesabaranmu adalah harta. Kesabaranmu adalah identkmu yang tak kan pernah lepas. sungguh Akang, ku temui engkau sebagai sosok yang sabar, sangat sabar, dan berhias kesabaran



Akang, pagi ini teringat semua kenanganku bersamamu.. candamu, kelembutanmu, ilmumu, dan sosokmu.



Semoga kini kau tersenyum disana, meni'mati buah kesabaranmu selama ini..



Selamat jalan, Akangku. disini kan selalu ku panjat doa untukmu, Guru, Saudara, dan Sahabat terbaikku..



AsaAllah an yarhamaki wa yudkhilakil Jannah.. Amiin

**parengan, 18 Mei 2011. 07:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar