Sabtu, 07 Agustus 2010

Aku dan Tujuan Hidupku #2

dan aku pun bersyukur lega
terbayang senyum kebahagiaan Baba dan Ummi untukku
aku beranjak, menuju tempat para musa’id membagikan rapot.
“mabruk, mabruk..” ucap salah satunya. aku tersenyum
ku jabat tangan mereka satu persatu
terimakasih, ya Robb…

ya, aku mendapatkannya lagi
aku berhasil mempertahankannya dengan pertolongan Alloh,
“Lubabah Aly, peraih peringkat pertama fashl tsani mustawal awsath…
peraih gelar bintang pelajar.”
terimakasih ya Robb, terimakasih.
kebahagiaan Baba dan Ummi Engkau berikan kembali melaluiku dengan peringkat itu
terimakasih..

Bukan!
maafkan aku, aku bukan bermaksud sombong
aku bukan bermaksud pamer
-wal ‘iyadzu billah!-
aku bukan bermaksud apa-apa, sekali-kali bukan
aku hanya bermaksud mensyukurinya
mensyukuri ni’mat yang telah Alloh berikan padaku,
berupa nilai yang bagus, rangking pertama, bintang pelajar, dan yang paling besar dan sangat harus aku mensyukurinya:
Senyum kebahagiaan Baba dan Ummi…

“Baba, saya rangking satu. saya bintang pelajar. terimakasih Baba, duaukum.”
tak ada sahutan.
tak ada satu kata yang terucap
tapi senyuman itu.. menghasi wajah bijaksana Baba yang membawa ketenangan dan kegembiraan dalam hati
dan senyuman itu, sangat cukup bagiku arti kebahagiaan
aku tahu, Baba tidak akan pernah memuji anak-anaknya didepan muka mereka sendiri
dan mungkin aku tahu, bahwa dalam hati Baba menyimpan kebahagiaan, yang terisyaratkan dari senyum manis penuh keteduhan itu…

“Ummi, nilai terendah saya 90.”
Ummi tersenyum
dan hanya tersenyum,
seperti halnya Baba yang tidak mengucapkan satu katapun
untukku.
aku tidak kecewa tidak ada ucapan dari Baba dan Ummi. aku tidak kecewa dengan sikap Baba dan Ummi
karena aku telah mendapatkannya, mendapatkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupku:
senyum kebahagiaan kedua orang tua, yang sangat ku cintai dan mencintaiku

aku tak butuh ucapan kata dari Baba dan Ummi. yang aku butuhkan hanyalah senyuman itu
senyuman yang membuatku tenang dan nyaman. ya, hanya itu. hanya itu…

***

Baba, Ummi… terimalah persembahan saya ini. persembahan yang mungkin sangat sepele. persembahan yang juga telah saudara-saudariku berikan kepada Baba dan Ummi. saya minta tersenyumlah untuk saya, agar persembahan ini senantiasa saya berikan, untuk Baba dan Ummi yang telah memberikan saya semua yang saya mau.
ilmu
akhlaq
perasaan
hati
dan semuanya…
terimakasih Baba, terimakasih Ummi. maafkan jika hanya ini yang bisa membuat Baba dan Ummi bahagia. maafkan jika saya belum bisa memberikan persembahan yang lain seperti apa yang saudara-saudariku telah persembahkan kepada Baba dan Ummi. maafkan atas keteledoran, kenakalan, dan keterlambatan saya. doa Baba dan Ummi selalu saya harapkan…

saya… benar-benar ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. saya benar-benar ingin mencapai gelar terbaik itu, untuk Baba dan Ummi, orang tua jiwa dan raga saya: seperti apa pesan Baba dan Ummi:

“Baba dan Ummi, adalah orang tua yang merangkap dua peran sekaligus dalam hidupmu. orang tua raga, dan orang tua jiwa. berbaktilah, niscaya kau akan dapati kehidupanmu dengan tenang dan penuh kebahagiaan.”

Syukron Jazilan Baba, Syukron Jazilan Ummi. jazaakumulloh ahsanal jaza’, samihuuna wal afwu minkum…

(14 shaban 1431 / 26 July 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar