Selasa, 24 Agustus 2010

Get Married!

sungguh tidak terasa, ramadlan tinggal menghitung hari saja. hanya dengan menghitung hari, kita akan berjumpa kembali dengan ramadlan –insyaAllah-..

***
saya terdiam dalam pikiran yang hanyut kesana kemari. kemudian, tiba-tiba saja saya mempunyai keinginan yang sangat kuat.

tahukah teman-teman, apa keinginan saya yang kuat itu? keinginan kuat saya dalam setiap ramadlan adalah menikah. saya sangat ingin menikah dan saya akan berusaha untuk melaksanakannya. saya benar-benar harus menikah pada bulan ramadlan!

dan keinginan menikah itu ada karena kesimpulan yang muncul dari renungan saya ketika sadar ramadlan sudah ada didepan mata:

“entahlah, sebenarnya saya belum tahu apa itu pernikahan. tapi yang saya tahu dari kata-kata pernikahan itu adalah tali yang mengikat seorang lelaki dengan seorang wanita dan mempersatukannya. Lalu membawa masing-masing kedalam kebahagiaan.”

saya kembali melanjutkan renungan saya:

“saya juga belum tahu dengan benar apa itu ramadlan. tapi kecil yang saya tahu tentangnya hanyalah tali agar saya selalu bisa mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh ridlo serta ampunanNya. Lalu membawa pada kebahagiaan yang sejati dan kekal yaitu surga.”

lalu saya menyimpulkan renungan yang muncul tiba-tiba itu:

“bila saya Menginginkan ridlo dan ampunan dari Allah: Maka saya harus menikah dengan Ramadlan. ya, menikah dengan ramadlan adalah jalan yang paling tepat untuk menggapai Ridlo dan ampunanNya. dan saya pikir, menikah dengan ramadlan adalah pernikahan paling membahagiakan.”

benar bukan? bila kita menginginkan ridlo dan ampunan dari Alloh, maka terlebih dahulu kita harus menikah dengan ramadlan.tapi Bagaimana bisa? ah… tentu saja bisa dan mengapa tidak. begitu menurut saya.

***
teman-teman, mari kita samakan pasangan lelaki dan wanita dengan kita dan ramadlan…

 Bila sang suami harus bisa membawa sang istri dan anak-anaknya kedalam surga dengan didikannya yang sangat hebat dan baik, maka begitu juga ramadlan. Ramadlan harus bisa membawa kita kedalam surga, yang telah dibuka lebar-lebar, dengan amal ibadah yang menyebabkan kita bisa kesana.

 Bila sang istri harus menyerahkan keseluruhannya pada sang suami dan harus membahagiakannya, maka kita harus menyerahkan keseluruhan kita kepada ramadlan dan membuat ia bahagia atas keberadaan kita, dengan menahan hawa nafsu kita dan dengan giat dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan.


 Bila sang suami dan sang istri harus mendapatkan restu dan keredlaan kedua orang tua mereka untuk satu kebahagiaan dan seterusnya, maka kita: bersama dengan ramadlan harus mendapatkan ampunan dan ridlo dari Allah Jalla wa Ala…

beginilah, pernikahan yang saya inginkan dalam setiap ramadlan. saya sangat ingin menikah dengan ramadlan. dan saya pikir, teman-teman semua juga selalu ingin menikah dengan ramadlan. apa tidak begitu?

tapi, sebenarnya saya malu. malu sekali, karena seringkali ketika saya telah resmi menikah dengan ramadlan, saya justru sering menyia-nyiakan bulan penuh ampunan ini dengan bermalas-malasan, atau kalau tidak dengan dalih: sejak pagi sampai malam berlanjut ke pagi lagi saya banyak aktifitas, saya mengaji dan.. dan.. dan.. saya sudah sangat lelah, saya ini sangat butuh istirahat…

Hai, mengapa bisa saya berbicara seperti itu ya? bukankah selama ini saya telah sah menjadi istrinya ramadlan? apa kegiatan itu bukan tugas rumah tangga saya? saya telah menikah dengan ramadlan, dan sudah selayaknya saya melayani ramadlan sebagai pasangan hidup saya dengan mempertaruhkan segala-galanya dari saya. Dan bukankah, sebagai seorang yang berrumah tangga, saya tidak boleh mengeluh apalagi menyerah?

Karena renungan itulah, saya jadi tau, kalau kegiatan yang banyak bukanlah alasan saya untuk bermalas-malasan, bukan. Tapi kegiatan saya yang banyak itu merupakan kesibukan saya untuk melayani ramadlan, dan untuk mengetahui seberapa besarkah kesabaran saya dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan?

***
Akhirul kalam, semoga pernikahan kita dengan ramadlan esok menjadi pernikahan yang “sakinah mawaddah dan rohmah..” dan semoga, Allah berkenan memberikan kita taufiq dalam rumah tangga kita yang teramat indah dan penuh barakah ini. Amin bijahi sayyidil mursalin…
selamat menempuh hidup baru: marhaban ya Ramadlan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar