Sabtu, 19 Februari 2011

Penyakitku Kambuh

17 April 2011

Hari ini semua penyakit saya kambuh:
Maag
Malas > obatnya harus di lawan
Bete > obatnya rutin baca shalawat
Egois > obatnya harus di cuekin
Sumpek > obatnya rutin baca alqur'an
Ngambek > obatnya berdzikir

Akibatnya saya selalu ingin menangis. Karena penyakit kedua dan seterusnya tiba-tiba saja jadi akut

Tapi betapa bodohnya saya yang tidak segera mengobatinya bahkan membiarkannya begitu saja

***

Dini hari, saya bangun dengan perut sakit (penyakit pertama)

Pagi hari, saya masih lemas-lemas. Setelah mengaji bersama Baba, saya izin pada Ummi untuk tidak masuk ke kelas sebelah. (penyakit kedua) Ummi mengizinkan karena Ummi hanya tahu penyakit pertama dan tidak sadar adanya penyakit kedua

Baba: kenapa tidak ngajar?
Ummi: kasihan Ustadz, dia sakit
Baba: sakit sedikit saja sudah tidak mau ngajar! Itu namanya cobaanNya untuk dia! Kalau seperti itu tidak pantas jadi guru! (obat dari Baba untuk penyakit kedua yang berupa bentakan)
Saya: kalau begitu jangan jadikan saya guru.. (penyakit keempat)
Baba: sudah sana belajar, nanti tetap ngajar dan tidak boleh di gantikan orang lain

Saya pergi dari ruangannya Baba dengan muka manyun.

Di kamar saya hanya membuka-buka mata pelajaran yang harus saya sampaikan hari ini tanpa memahaminya (penyakit ketiga)

Saya biarkan kitab-kitab itu tergeletak. Menutup kamar dan berbaring menghadap tembok. Saya pun menangis (penyakit kelima) dan saya bertekad untuk tidak menanyakannya pada Baba (penyakit terakhir)

Jam 7.30 saya benar-benar masuk ke kelas lain itu dan membawakan pelajaran yang akhirnya bisa saya fahami dengan bertanya pada kakak kelas

9.00, saya waktunya mengaji lagi bersama Baba. Saya pun turun ke bawah bersama teman-teman dan kakak kelas

Kitab saya yang ada di ruangan Baba tidak saya ambil. Karena disana ada tamu.

Teman-teman dan kakak kelas saya sudah ada di ruangan lain, menunggu Baba yang sedang mengambil kitab di ruangannya.

"saya nggak ikut ngaji, nggak bisa ngambil kitab." (penyakit kedua dan keempat)

Teman-teman dan kakak kelas saya hanya tersenyum. Lalu saya meninggalkan mereka. Tapi ternyata Baba menyodorkan kitab saya. Lalu mengajak saya untuk mengaji.

Penyakit terakhir saya pun sedikit terobati.

10.30, semua KBM telah usai. Saya turun ke lantai bawah untuk beristirahat.

Saya berbaring di kamar Ummi sambil memainkan HP. Ternyata Baba datang dan menggoda saya dan adik saya. Kemudian Baba meminta kopi.

Saya membuatkannya, dan mengantarkannya pada Baba. Semua penyakit saya perlahan-lahan sudah bisa saya lupakan. Saya tersenyum

"jadi orang itu yang ridho," Baba menasihati saya, dan membuat penyakit-penyakit saya sembuh seketika. Entah kemana malas, bete, egois, sumpek dan ngambek itu. Hati terasa sangat sejuk mendengar nasihat Baba.

11.00, saya pun tertidur dengan keadaan sehat dan tanpa penyakit sedikitpun

12.00 saya terbangun. Gerah, sangat gerah. Saya keluar dari kamar Ummi sambil membawa handuk. Tiba-tiba Baba menghadang saya. Dengan membawa sarung cantik Baba bertanya, "mau ini?"
Saya mengangguk dan menjawab, "mau."

Ah, hati ini benar-benar sejuk. Baba berusaha menghibur saya dan menghilangkan semua penyakit-penyakit saya.

Siang ini saya memulai aktifitas dengan senyuman. Saya sembuh total!

Tetapi dalam hati saya sangat malu. Hari ini saya berlaku seperti halnya anak kecil. Saya sangat kekanak-kanakan. Saya tidak dewasa dan saya berbuat suatu kesalahan besar pada Baba..

Baba maafkan saya. Saya hanya memikirkan diri saya sendiri. Maafkan saya Baba.. Doakan agar penyakit-penyakit itu tak datang lagi agar saya tak merasakan betapa sakitnya penyakit itu.

Allah yutsibukum ya Abati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar