Rabu, 29 September 2010

Bagian Kelima :)

Bagian ini sebenarnya mau saya tiadakan. tapi karena ada yang minta nerusin maka saya terusin saja.. hehe



Tapi saya bingung mau saya tulis apa. akhirnya saya putuskan untuk berbagi apa yang saya rasakan dari didikan Baba dan Ummi kepada saya.hanya yang saya rasakan, belum yang belum saya rasakan..



Baiklah, terimakasaih untuk teman-teman semua.. :* :)

-ooo-

Tidak pernah melarang, tapi menegur.

Baba dan Ummi -sekalipun- tidak pernah bekata “jangan, kamu tidak boleh melakukan ini,” kepada saya. Tapi Baba dan Ummi hanya mengawasi setiap gerak-gerik saya. Jika gerak-gerik itu sebuah kesalahan, maka Baba dan Ummi akan mengingatkan dan menegur saya dengan lembut, namun tegas.



***



suatu hari dihari-hari ketika usia saya 14 tahun.

Entah mengapa, kebandelan saya muncul. Saya yang biasanya ba'da maghrib takror alqur'an, hari itu tidak. Bahkan saya bermain-main hp. Tiba-tiba Ummi berkata pada saya: “jam segini bermain hp nak?” saya hanya tersenyum dan tak memahami maksudnya. Lalu tak lama kemudian, saya dipanggil Baba. Tatapan Baba terlihat tidak suka. Baba berkata : “biasanya jam segini kamu mengaji, kenapa sekarang malah bermain hp?”



seketika itu juga saya terdiam. Terdiam dalam kebodohan saya. Benar, memang kenapa saya harus bermain hp pada waktu ini? Bahkan saya tak peduli pada kata-kata Ummi yang artinya adalah sama dengan teguran Baba.



Saya tidak merasa kesal karena teguran itu, tapi saya sangat senang karena itu adalah teguran kasih sayang, bukan teguran kemarahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar