Kamis, 30 September 2010

Bau Mulut :D

Cerita ini udah agak lama juga. yah.. sekitar usai 14 tahunan gitu. hehehe…



Seperti biasanya, setiap ba’da shubuh, kami –saya dan teman-teman pondok putri- ta’lim ammah bersama Baba. kitab ba’da shubuh ini macam-macam, setelah Syifaussaqim –yang ditakhrij sama sang Kakak- khatam, sekarang ganti kitab RiyadhusSholihin. tapi sekarang udah khatam juga, hehehe…



Ah, kembali ke topik semula.



Jadi ketika itu bab apa saya lupa, hehe. pokoknya disitu membahas tentang orang puasa.



Saya pikir setiap orang tahu hadits yang menerangkan bahwa bau mulut seseorang yang berpuasa itu lebih wangi daripada minyak misik menurut Alloh.



Begitu juga saya, sebelum mengaji kala itu saya sudah sering dengar dan baca hadits tersebut. (riwayat siapa dan gimana hukum haditsnya saya lupa, yang saya bicarakan disini adalah haditsnya, bukan periwayat dan hukumnya. jadi jangan Tanya siapa periwayatnya dan gimana hukumnya yah, cari aja sendiri. hehehe –pelit amat :D)



Dan parahnya, sebelum pengajian itu saya hanya melihat dhohir –tampak luarnya- hadits itu saja. yaitu bau mulut seseorang yang berpuasa lebih wangi daripada minyak misik menurut Alloh. saya mengartikannya dan memahaminya juga gitu, apa adanya lah. tanpa melihat pada arti sesungguhnya. ma’lum, masih 14 tahun. hehehehe.. tapi saya agak sedih juga, karena dari hadits itu Imam Syafi’I memakruhkan gosok gigi saat puasa. padahal kalo puasa gitu nggak gosok gigi rasanya nggak enak banget, menurut saya.



Namun..! saya jadi terkaget-kaget sekaget-kagetnya –alah- saat Baba selesai mengartikannya dan menerangkan:



“maksudnya bukan bau mulutnya itu lebih wangi daripada minyak misik, bukan. tapi pahala yang didapat oleh orang yang berpuasa, itu lebih banyak daripada pahala orang yang memakai minyak misik. bukankah memamakai minyak wangi adalah sunnah , dan itu bisa menggembirakan orang disekitarnya, misal ketika sholat jum’ah dan seorang istri. nah, pahala melakukan kesunnahan dan menggembirakan orang itu lebih sedikit daripada pahala yang diberikan pada orang yang berpuasa. karena apa? karena orang yang berpuasa, seperti dalam hadits, rela tidak makan tidak minum dan menahan hawa nafsunya demi Allah, demi beribadah kepadaNya, sehingga mulutnya menjadi bau. karena itu, pahala seorang yang berpuasa itu lebih banyak dan wangi daripada pahala orang yang memakai minyak misik.”



Saya tersentak. hah? jadi begitu? dan ketika saya terbengong-bengong dalam kebingungan, Baba meneruskan keterangannya:



“karena itu, menurut Imam Syafi’I, menggosok gigi ketika puasa adalah makruh. namun Imam-Imam yang lain menghukuminya Jawaz, boleh. karena menurut Imam-Imam itu kalau berpuasa pahalanya lebih besar daripada memakai minyak wangi, maka dengan mulut yang tidak berbau, pahala itu akan berlipat ganda insyaAllah. Bukankah bau mulut yang tak sedap akan mengganggu orang? namun kita tetap harus ingat, bahwa setiap Imam mempunyai Ijtihadnya masing-masing. kita hanya taqlid, mengikut, dan kita tidak berhaq untuk mengecamnya. karena perselisihan antara Ulama’ Mujtahid adalah rohmat bagi kita.”



Selesai. yah, saat itu juga apa yang dipikiran saya terselesaikan oleh keterangan dari Baba. ilmu saya yang terbatas menjadi bertambah dari keterangan tersebut.



Dan saya tersadarkan oleh cerita saya ini, bahwa kita itu butuh guru untuk memahami sebuah hadits. jangankan sebuah, sekata saja kita membutuhkannya kok. karena hadits tidak bisa diartikan dari dhohirnya saja, tidak bisa difahami dari dhohirnya saja, bahkan kita harus tahu apa maksud dari hadits tersebut dengan benar. karena salah mengartikan hadits bahayanya sangat besar. maka dari itu kita membutuhkan guru untuk memahaminya



Dan dari cerita saya ini, saya jadi memilih menggosok gigi ketika puasa. yaaah.. nggak salah kan kalau saya tidak mengikut Imam Syafi’I dalam hal ini saja? daripada kalau nanti saya nggak gosok gigi orang-orang disekitar saya malah terganggu dengan bau mulut saya. hehehehehe…



Nah, Bagaimana dengan teman-teman? Mengikuti Imam Syafi’I atau Imam lainnya? itu terserah antum, bukan terserah saya. hehehehe…

Selamat berlomba-lomba mendapatkan ridha Allah! Semangat ^^;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar