Jumat, 23 Juli 2010

Kenangan Terindah Bersamamu

Subuh hari, jum’ah. Selepas boyongan kakakku dari pondoknya
Kakak3: inggih Ji, jazakumulloh nggih..
Babah mengisyaratkan meminta telpon. Kakak memberikannya
Babah: jazakumulloh atas kebaikannnya. tapi saya ingin ni’mat kebaikan ini Anda sempurnakan kembali dengan mengantarkan kami esok ke Purworejo…
Tawa Babah tergelak. Aku, Ummi’ dan kakak berpandangan dengan senyum penuh bahagia. Yea!

Esok qubaila shubuh:
Babah mondar-mandir. Ditangannya telah siap HP. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Siasat, ya pasti Babah mencari siasat agar bisa terkesan gopoh-gopoh ke Purworejo dan tidak banyak barang titipan. Babah duduk dikursi. Aku dan Ummi’ berpandangan tak mengerti. Babah bergaya menelpon
Babah: Assalamualaikum, kak Mul ? Inggih, jadi begini, anak saya kan mau berangkat ke makkah dan dia belum bertemu kakaknya, jadi Anda mau mengantarkannya mboten? Inggih? Sak estu? Jazakumulloh!! Nggih, nggih, injing niki. Nggih jazakumulloh. Assalamualaikum!
Babah tersenyum menang. Sedangkan Aku dan Ummi’ hanya terperangah kagum. Bisa saja sih!

Ji Mul : sampun siap?
Keluarga: sampuun….!!!

Berangkat:
Insan, insan.. insan, Insan, insan insaflah… lagu Raihan itu mewarnai perjalanan kami.
Kakak3: insaf, insaf…
Memang kalo lagi ngedengerin musik suka ikut terbawa. Tapi gimana kalau terbawa tapi salah?
Aku: eh, bukannya insan tah?
Semobil: uwahahahahaaa…!

Kakak3: jemput mbah Kis!!! Uoooooh…!!!!
Kakak4: lha itu orangnya
Adik2: o, iya..

Ji Mul : huh!
Bapak satu anak itu segera turun dan mendatangi pos polisi yang mengehentikan mobilnya.
Ainul: dasar polisi kurang kerjaan!
Kakak3: mbah, terawang mbah, terawang.
Mbah Kis: mboten lami..
Ji Mul kembali dengan bersungut-sungut
Ummi’: wonten nopo kak Mul ?
Ji Mul : niku Mi’, melanggar garis markah. Duko, mboten semerap kulo!
Ainul: kena berapa Ji?
Ji Mul : untung Cuma 20.000
Semobil: Uwahahahaha

Sampai:
Kakak2: Ji…!! Kangen!!
Ji Mul : aha, ahahahahaa…
Kakak2: Batul, ini Bapak Mung
Batul: ?
Kakak2: loh! Mbah Kis!
Mbah Kis: nggih…

Pulang:
Ainul –supir-: Bul, aqua bul.
Oh ternyata Kardus aqua berada didepan kakiku.
Aku –tengah- : mangga
Ummi’ –tengah- : aquanya
Aku: inggih
Adik1 –belakang- : minta aqua!
Ji Mul -belakang- : aku,
Aku-: niki Ji
Ji Mul : kamu kok seperti pelayan Put..
Aku: loh Ji, gimana sih, kan Sayyidul Qoumi Khodimuhum
Semobil: Uwahahahahahaha!!!

Ji Mul : gak popo ta Nul?
Ainul: mboten nopo-nopo Ji. Daripada kesasar
Aku: masa Ji Mul nyasar? Ga mungkin ah
Ummi’: loh jangan salah, begini-begini Ji Mul bingung sama jalanan solo
Semobil: Uwahahahahaaa…!!!
Adik1: makan!
Kakak4: setuju!
Aku: iya!
Kakak3: cari!!!
Ainul: iya iya, ntar aja sekalian sholat.
Ummi’: taqdim ta’khir?
Ainul: ta’khir mawon
Aku: di?
Ainul: gontor ajah!
Ji Mul : ya… kalo kamu capek bilang aja Nul. Nanti tak ganti
Ainul: ng… taqdim pa ta’khir ni?
Kakak4-adik1: huuuuhh!!!!
Adik1: dasar pendirian gak kuat!!
Semobil: Uwahahahahaha…!!!

***

Ya, perjalanan paling indah bersamamu.
Siapa sangka, kalau perjalanan itu adalah purworejo terakhir?
Siapa sangka, kalau perjalanan itu tak kan terulang?
Siapa sangka, kalau engkau telah meninggalkan kami?
Dan siapa sangka… engkau telah tiada lagi

Meskipun kita tak ada hubungan darah,
Meskipun kita tak tinggal satu rumah,
Tapi engkau adalah kami.
Engkau selalu berada disini,
Dilubuk hati…

Karena engkau:
Adalah sahabat kami
Adalah keluarga kami
Adalah segalanya bagi kami

Meskipun engkau telah jauh, tapi engaku selalu bersama kami. Berada dihati kami. Sampai mati, sampai kapanpun, selamanya…

Babah, Ummi’, kakak1, kakak2, kakak3, kakak4, aku, adik1, adik2, semua keluarga… akan selalu mendoakanmu. Tak kan pernah melupakanmu. Karena engkau, adalah kami. Karena kami, adalah engkau…

Semoga kebaikanmu mendapat balasan Sebaik-baik balasan, sebagaimana IA membalas hamba-hambaNYA yang sholih..

Ku tulis dengan hati tak menentu, untukmu yang telah pergi, yang tak pernah kembali lagi: Ji Mul .
Ku harap kelak kita bisa bersama lagi. Ma ziltum fi qulubina…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar