Jumat, 31 Desember 2010

Tanpa Judul

Subuh hari, seusai saya menyetorkan hafalan kepada Ummi.

Baba memanggil saya.
"kamu apakan bacaan qur'anmu?" tanya Baba
Saya menggeleng untuk menjawab beliau. Dan saya tidak faham pertanyaan Baba itu. Baba tersenyum
"setiap habis baca qur'an, hadiahkan pada kakek-nenekmu. Dengan begitu mereka akan senang." perintah Baba.
Saya mengangguk dengan senyum menyetujuinya. "baik, Ba."

Saya pun menulis nama-nama kakek-nenek saya dikertas kecil, lalu saya selipkan pada lembaran mush7af saya. Biar ingat hehe..

Setelah itu setiap saya selesai membaca alqur'an selalu saya hadiahkan kepada kakek-nenek saya yang sudah meninggal. Sedikit ataupun banyak. Yang penting adalah menghadiahkannya.

Suatu hari, Bontot melihat kertas itu dilembaran mush7af saya. Dia mengambilnya lalu membaca satu persatu nama yang tersebut dikertas itu.
"ini kan kakek-nenek kita."
Saya mengangguk.
"buat apa sih ini?" sifatnya yang selalu ingin tahu itu muncul seketika.
"disuruh Baba." jawab saya asal
"bacanya gimana?"
"Allahummma taqobbal wa aushil tsawaba ma qoro'nahu minal qur'anil 3adhim ila arwahi.."
"lha artinya apa?" tanyanya sekali lagi.
"ya Allah, terima dan sampaikanlah pahala bacaan yang saya baca dari alqur'an kepada ruhnya.. Kakek-nenek disitu."
Si Bontot terbelalak tiba-tiba.
"haaaah?! Ini kamu baca terus ya?!"
"ya iyalah.. Emang kenapa?"
"kalo gitu kamu nggak dapet pahalanya dong!"
Nah loh.. "ha.. Apa Is? Kenapa bisa gitu coba..?"
"ya secara kamu kan ngasih pahalanya baca qur'an ke kakek-nenek kita. Berarti kamu kan udah nggak dapat, udah kamu kasih ke mereka semua. Hayo.. Ya Allah kasian banget kamu. Baca satu juz ga dapat pahalanya. Ckckc.."
Weh weh.. Saya ternganga dengan argumen polos dan bentonya itu. Saya hanya geleng-geleng kepala.
"aku baca bukan untuk cari pahala, kok. Aku baca untuk cari ridho Allah. Untuk qur'anku biar tidak hilang."
"cieee.. Tapi kan yaa tetep aja kamu nggak dapat pahala sama sekali. Kasian kan capek-capek baca nggak dapat apa-apa."
Saya hanya tersenyum simpul. Dan tak berkata apa-apa lagi.

Sore harinya, saya menceritakan ucapan Bontot pada Baba dan Ummi. Baba dan Ummi tertawa mendengarnya.
"lalu kamu bilang apa ke Isro'?" tanya Baba. Saya menggeleng. "nggak bilang apa-apa Ba."
"katakan sana pada adikmu, pahala kalau diberikan pada orang-orang yang sudah mati bukan berarti kita tidak mendapatkannya. Tapi justru mengembang dan semakin banyak."

Lalu saya pun mengatakan apa yang dikatakan Baba. Bontot tertawa lebar.
"kamu cerita ya?!"
"iya lah.."
"hahaha, hehehe huaha!"

Saya nyengir saja melihat polanya itu.

Tapi saya berterima kasih pada dia, berkat argumen polos dan bentonya yang aneh itu saya mengerti akan suatu hal. Yaitu mengembangnya pahala yang semakin banyak.

Ah, semoga saja Allah tidak hanya memberikan pahala itu, tapi juga memberikan ridhoNya dunia akhirat.. Amin.

Thanks ya Bon :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar