Senin, 24 Januari 2011

Kacamata, Mata dan Saya

Saya mulai memakai kacamata saat usia saya menginjak 11 tahun. Dan ternyata, kacamata itu betah hidup bersama saya hingga kini..

Jika tidak memakai kacamata, saya tidak bisa melihat jelas apa-apa yang ada di depan saya. Bahkan buram. Dan saya harus memicingkan mata terlebih dahulu jika ingin memperjelas apa yang saya lihat itu. Kadang berhasil, tapi sering tidaknya..

***

Suatu hari, saya mencuci tangan di kamar mandi.

Setelah saya selesai mencuci tangan dan berada di ambang pintu, saya sangat terkejut dan tiba-tiba merasakan suatu kegembiraan yang tiada tara.

Bayangkan saja! Saya bisa melihat pintu dapur yang berada sekitar 15m di depan kamar mandi dengan jelas dan tanpa buram sedikitpun! Padahal biasanya jarak 2m saja saya tidak kelihatan tanpa memakai kacamata!

Saya senang sekali. Itu artinya mata saya sudah sembuh, buktinya saya melihat pintu dapur dengan jelas dan tidak buram tanpa memakai kacamata!

Namun sebentar kemudian, saya terkejut lagi, oleh tangan yang tersentuh suatu benda panjang di belakang telinga.. Oh! Ternyata saya belum sembuh tapi saya lupa kalau sedang memakai kacamata!

Seketika itu juga saya merasa sangat lemas. Bayang-bayang kacamata yang tergeletak tanpa saya pakai lagi perlahan-lahan mulai menghilang.

Ah, saya sempat merasa sedih. Tapi saya tahu, saya ini manusia. Saya makhluq yang di beri akal oleh Allah. Saya mencoba untuk berpikir dan merenung..

***

Teringat jelas di benak saya, seorang hamba yang tidak mau masuk surga karena rahmat Allah, bahkan hanya mau masuk surga karena ibadahnya yang selama 500 tahun di puncak gunung.

Hingga akhirnya Allah memerintah Malaikat untuk menimbang berat manakah antara ni'mat Allah dan ibadah selama 500 tahun itu.

Malaikat pun menimbang ibadah 500 tahun itu dengan ni'mat mata yang telah di berikan oleh Allah kepada sang hamba.

Dan ternyata, ibadah yang sangat lama itu tak ada apa-apanya dengan ni'mat sebuah mata. Ya,, ni'mat mata itu lebih berat timbangannya daripada ibadah 500 tahun.

Ketika Allah memerintahkan Malaikat untuk memasukkan hamba itu ke neraka, hamba itu menolak dan dia pun mengakui bahwa ia masuk surga karena rahmat Allah, bukan karena ibadahnya..

Pada akhir hadits, Malaikat Jibril yang membawakan wahyu kepada Rasulullah berkata: wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu itu atas rahmatNya.

***

Saya tertegun, lama..

Benar! Ya, shadaqallah wa shadaqarrasul, Allah dan Rasul benar!

Dengan mata yang memakai alat bantu saya bisa benar-benar merasakan betapa besar ni'mat Allah tersebut.

Sedikit kesalahan kecil saja, membuatnya tak secerah dan sebaik dulu lagi. Benar-benar, besar sekali ni'mat-ni'mat Allah yang telah di anugerahkan kepada saya, kepada kita semua, hamba-hambaNya..

Tak seharusnya saya merasa sedih atas mata yang tak sebaik dulu lagi. Tidak. Karena segala sesuatu itu atas RahmatNya, rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang!

Toh, mata saya sedikit bermasalah bukan karena Allah tidak adil kepada saya, bukan karena Allah dzalim kepada saya. Tapi saya sendirilah, saya sendirilah yang telah membuat mata saya mempunyai masalah.

Sekali lagi, saya adalah manusia yang berakal. Allah memberi saya akal agar saya bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Jadi, saat mata saya itu bermasalah, itu adalah akibat dari kesalahan perbuatan saya sendiri.

Dan lagi, jika saya menoleh kebelakang, banyak orang yang tidak seberuntung saya yang memakai kacamata ini. Benar-benar, segala sesuatu atas rahmatNya!

Alhamdulillah, alhamdulillah ala kulli haal! Segala puji bagiMu bagaimanapun keadaannya, wahai Dzat yang Maha Memberi. Terimakasih atas ni'mat yang telah Engkau berikan kepada hamba. Maafkanlah hamba yang belum bisa menjaga ni'mat yang telah Engkau berikan. Dan berilah kekuatan pada hamba untuk selalu bisa mensyukuri dan menggunakan ni'matMu sebaik-baiknya..

Alhasil, kesehatan adalah ni'mat yang paling utama. Sedikit masalah pada kesehatan mata membuat semuanya menjadi repot.

Fa bi ayyi aalaa-i Robbikuma tukadzdzibaan? Maka ni'mat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Semoga kita bisa menjadi hamba yang selalu bisa menjaga ni'matNya dan selalu bisa bersyukur kepadaNya. Amiin

Wabillahittaufiq :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar