Jumat, 14 Januari 2011

Oh, Nggak Penting!

Parengan, 16 januari 1993. Kamis pahing, 23.00

“oweee..! oweee….!!”

Itu adalah kata pertamaku yang sukses ku teriakkan begitu aku positif keluar dari rahim Ibuku. Horeee aku udah bisa berkata!!! ehe..

Iyyap, tepat pada tanggal, bulan, tahun, hari dan jam itu aku dilahirkan ke dunia ini dengan selamat sehat wal afiyat. Berat 3 kilo, panjangnya lupa. Kalo sekarang sih, 159 cm. Wikikiikikii…

Hufft… baiklah. Kita sudahi saja topic yang tidak perlu dibicarakan ini. Hehe..

***

Hai, Assalamualaikum… perkenalkan, aku Lulü Ilue (bukan nama sebenarnya wkwkwkwkw.. Lulü itu panggilanku, Ilue juga panggilanku. Digabung jadi Lulü Ilue, jadi sebetulnya masih tetep nama sebenarnya ya hehe). Anak ke 5 dari 7 bersaudara, sesuai dengan kenyataannya, karena ini emang kisah nyata hihihihi..

Aku terlahir dari keluarga yang biasanya memberi pengajian di desa-desa. Penduduk desa memanggil Ayahku Ustadz, sedang aku dan saudara-saudaraku memanggil beliau dengan sebutan Baba. Banyak yang heran sih, mengapa Baba, bukan Abah? Hmmm… ceritanya panjang. Gak muat kalo di ceritain disini. Dan Ibuku, semuanya sepakat memanggil beliau Ummi. Yaaah… ada juga segelintir yang enggak sih. Hehehehe…
Ah, topic yang juga ga penting. Singkat cerita, Ayah dan Ibuku mempunyai sebuah pesantren. Nyambung ga sih? Hehehehe…

Pesantren Ayah dan Ibuku ini pesantren salaf. Murni salaf. Hanya mengaji dan mengaji, tanpa sekolah formal. Kata Ayahku sih, para santrinya mau dibawa ke kuburan, jadi nggak usah sekolah formal untuk mendapatkan ijaza. Toh, kuburan menerima semua orang tanpa melihat ijazanya terlebih dahulu kok. Masuk kuburan juga nggak ngasih syarat buat punya ijaza. Wehehehe… hahahaha

Pesantren salaf Ayahku ini mengaji kitab-kitab ulama dahulu, seperti kitab karya Imam Muhammad bin Isma’il Albukhari, Imam Athaillah Assakandari, Imam Abdullah bin Alawy Alhaddad.. dan banyak juga mengkaji kitab karya ulama sekarang. Misal kitabnya Syaikh Said Romadhon Buthi, atau Syaikh Ali Asshobuni, dan yang pasti adalah kitab-kitab karya Guru Besar kami: Prof. Dr. Assayyid Alhabib Abuya Muhammad bin Alawy Almaliky Alhasany, rahimahullah wa nawwara dhorihah.

Di pesantren ini Ayahku benar-benar ingin menjadikan santrinya sebagai seorang yang alim agama, bukan hanya mengerti saja, tapi juga mengamalkan dan menyebarkannya. Karena itu, pesantren Ayahku menjadi pesantren kitab, bukan pesantren khusus Alqur’an saja.

Kendati demikian… Ayah dan Ibuku menerima setiap santri yang ingin menghafal Alqur’an. Namun tetap harus mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Dan Alhamdulillah ala taufiqih, semuanya bisa dilewati dengan mudah.

Pernah sih, suatu hari ada yang bilang kalau pesantren Ayahku ini jelek, gara-gara yang didahulukan santrinya hanyalah kitab dan wirid, bukan Alqur’an. Ayahku Cuma senyum aja, beliau menanggapinya dengan kata-kata: Ala bidzikrillah tathmainnul qulub, ingat, dengan berdzikir hati akan tenang. Karen itu, disini mendahulukan wiridnya agar hati tidak goncang dan lebih dekat pada Allah. Lalu untuk mengerti serta mengamalkan Alqur’an terlebih dahulu harus belajar. dengan bahasa arab ia bisa mengerti alqur’an, dengan tafsir ia bisa memahami alqur’an, dengan fiqih, tajwid, tauhid, akhlaq dan hadits, ia bisa mengamalkan Alqur’an

Hmm..!! kok kayaknya aku malah promosi pesantren Ayahku yah? Ah nggak papa deh..

Sekalian aja, kalo teman-teman mau silahkan kemari. Disini makannya pake sayur, tahu tempe, ikan.. kadang-kadang juga ayam loh. Bayarnya juga Cuma 90an. Hihihihi… walah apa maksudnya ni ehe..

Tapi dari jawaban Ayahku diatas, bukan berarti kalo kami memandang sebelah mata pesantren Alqur’an, bukan! Bukan berarti juga santri dari pesantren Alqur’an nggak bisa mengerti artinya, memahami ma’nanya dan mengamalkannya. Cuma, santrinya Ayahku kan masih kecil-kecil, jadi butuh belajar yang lainnya dulu sebelum langsung terjun pada Alqur’an. Gitu

Baiklah, kita tinggalkan lagi topic yang nggak penting. Tapi kalau menengok kebelakang, rasanya semakin banyak aja topic nggak penting ditulisan ini? Hehehehe..

Hmm… yaudahlah, daripada semakin banyak topic yang nggak penting lagi mending aku akhiri aja tulisan nggak penting ini. Udah ya, daaaa….

***

Sedikit cerita:

Aku nggak tau, kapan aku nulis tulisan ini. Tiba-tiba aja udah ada di Local Disk (D:) nya laptop aku. Aku juga nggak tau, dalam rangka apa aku nulis tulisan ini. Buat apa dan mau di apain. Bener-bener nggak jelas deh tulisanu ini dan yang pasti nggak penting.

Tapi daripada nganggur akhirnya aku putusin buat aku posting aja. Eman bok, capek-capek nulis ditinggal gitu aja. Kan mending di posting, itung-itung buat hiburan dan pengembangan senyum. Hehehehehe..

Oh, lagi-lagi nggak penting!

3 komentar: