Rabu, 19 Januari 2011

Renungan

Tsunami terjadi karena geseran lempengan bumi.

Sudah?

Sudahkah?

Hei! Apa tidak ada terusannya? Apa hanya sampai disitu kita berpikir?

Lalu siapakah yang menggerakkan dan menggeser lempengan-lempengan bumi itu?

Apakah aku?
Kamu?
Mereka?

Bukan! Tentu saja bukan kita yang menggerakkan dan menggesernya. Sama sekali bukan.

Tapi Ia. Ia yang menggerakkan dan menggeserkannya

Dan itu bukan sekedar fenomena alam, bukan sekedar bencana alam. Melainkan sebuah peringatan besar untuk kita.

Lihatlah, laut yang sebesar itu Ia gerakkan dengan mudah. Ia hempaskan dengan mudah. Ia membuat dataran bumi yang luas ini menjadi porak poranda.

Lalu bagaimana dengan kita? Kita hanya seorang makhluq yang kecil.

Lakholqussamaawati wal ardhi akbaru min kholqinnas.. (QS. Almu'min/Alghofir: 57) Sungguh, penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia.

Apakah kita hanya akan diam melihat semua ini? Apakah tidak ada yang bisa kita lakukan?

Tidak, tidak, tidak. Tentu saja tidak. Kita tidak boleh tinggal diam dan berdiam diri tanpa melakukan apa-apa.

Kita bisa mendekatkan diri kepadaNya, kita bisa kembali kepadaNya. Dan hanya itulah yang kita bisa.

Mari kita lihat lagi, saat terjadi tsunami, apakah hanya orang-orang nakal yang menjadi korban? Tidak. Yang menjadi korban adalah mereka dan orang-orang shalih kita.

Jadi, akankah kita hanya diam dalam keterpurukan? Akankah kita hanya menangis sedih?

Tidak! Kita tidak boleh seperti itu. Kita harus bangkit, dan kembali kepadaNya agar Ia tak memperingatkan kita lagi dengan peringatan semacam itu..

Allah..
Maafkanlah kami..
Maafkanlah kami yang telah lalai dan mengabaikanMu..
Sekali-kali kami hanyalah hambaMu yang lemah.
Kasih dan Sayangilah kami, di dunia dan akhirat nanti..

Wabillahittaufiq :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar